Pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni punya tiga harapan dari Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Utamanya, ketua umum terpilih harus bisa memberikan harapan baru.
KLB PSSI untuk memilih kepengurusan periode 2023-2027 akan digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023), mulai pukul 09.00 WIB. Ada empat calon ketua umum yang akan bertarung dalam pemilihan nanti.
Empat caketum adalah; La Nyalla Mattalitti, Erick Thohir, Arif Putra, dan Doni Setiabudi. Sebelumnya juga ada Fary Djemi Francis, tapi mengundurkan diri H-1 sebelum KLB, Rabu (15/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari empat calon itu, hanya La Nyalla dan Erick yang akan terlibat persaingan sengit. Keduanya dinilai sama-sama punya kekuatan dan kapabilitas untuk memimpin PSSI.
"Dari awal kan, dari lima calon yang real, praktis dua orang. Bahwa ada calon yang lain, mereka hanya merasa bertanggung jawab jangan sampai tidak ada yang mencalonkan. Tapi yang real mendapat dukungan voters memang dua nama itu," kata Kusnaeni membuka perbincangan dengan detikSport.
Bung Kus, sapaan Kusnaeni punya tiga harapan dari kepengurusan terpilih dari KLB ini. Pertama, ia berharap KLB menghasilkan kepengurusan baru yang baik dan yang memberi harapan. Bukan cuma untuk posisi, tapi juga waketum dan jajaran Exco yang terpilih harus memberikan harapan.
Jangan sampai ada kesan di masyarakat 'dia lagi-dia lagi yang terpilih. Jangan sampai kontradiksi, semangat KLB artinya kondisi luar biasa kan. Kalau tak memberikan harapan KLB akan menjadi sesuatu yang mengecewakan. Harus menghasilkan kepengurusan yang membuat publik optimistis.
"Harapan kedua, mudah-mudahan kepengurusan yang baru bisa bekerja sama lebih baik. Jangan sampai ada waketum yang tak pernah terlibat, Pak Cucu (Sumantri) kan waketum, tapi kemana itu? Jangan sampai tata kelola tidak bagus, masak sekjen diisi sama Exco sendiri (Yunus Nusi)," ujar Bung Kus.
"Dan itu berlangsung berbulan-bulan sampai KLB, itu kan tidak benar. Sekjen itu kan profesional, harus orang yang memang punya kemampuan tata kelola. Kenapa tak ambil orang yang benar-benar profesional? Itu kan tata kelola/manajemennya tak bagus. Mudah-mudahan bisa menghasilkan prinsip profesionalisme itu," tuturnya.
Harapan ketiga, menurutnya yang tak kalah penting adalah kepengurusan baru ini bisa diterima dan bekerja sama dengan stakeholder lain terutama lembaga negara. Bukan cuma pemerintah pusat, tapi juga kepolisian, Kemenkes, Kementerian BUMN.
Sebab ada Inpres (No 3 Tahun 2019) yang menekankan percepatan sepakbola yang membutuhkan stakeholder lain. Menurut Bung Kus, selama ini Inpres tidak jalan karena tidak melibatkan stakeholder lain.
Berdasarkan pengamatannya, yang bergerak hanya Kemenpora saja selama ini. Tapi BUMN, Kemenkes, Menkeu tidak, sementara Kementerian PUPR juga baru bergerak setelah ada Tragedi Kanjuruhan.
Maka itu ia menekankan Inpres itu untuk didorong dan dilibatkan untuk berpartisipasi, makanya kepengurusan baru ini harus yang bisa berkomunikasi untuk melibatkan stakeholder itu. Sehingga memang harus membutuhkan orang yang punya kekuatan dan kekuasaan dalam memimpin PSSI dan mendorong Inpres tersebut.
"Buat saya ya cuma dua itu, ya Pak Erick kapasitasnya Menteri BUMN, dimana BUMN ditugaskan dalam Inpres itu. Tentu akan punya kemampuan untuk mengajak sesama kementerian lembaga yang disebut dalam Inpres itu untuk lebih aktif," ucap Bung Kus.
"Pak La Nyalla juga punya kemampuan itu karena pimpinan lembaga negara. Seharusnya pemimpin lembaga negara punya komunikasi yang baik dengan lembaga negara yang lain. Cuma memang kalau dilihat dari kedekatan yang lebih mungkin menerjemahkan itu ya Pak Erick Thohir," kata pria yang juga komentator sepakbola itu.
Terkait poin memberi harapan, itu tak selalu harus dengan munculnya orang-orang baru. Hal ini terkait dengan jajaran orang-orang pilihan La Nyalla yang banyak diisi mayoritas orang baru di kepengurusan nanti andai Ketua DPD RI itu terpilih memimpin PSSI.
"Bagus, harus ada semangat baru, harus ada ide baru. Cuma harapan baru itu harus dibarengi kompetensi dan integritas kalau kurang kan tidak efektif. Harapan baru itu bukan hanya figur baru, harus yang bisa meyakinkan publik bahwa sepakbola ini bisa beranjak ke level yang lebih tinggi," ucap Bung Kus yang sekaligus mengakhiri pernyataan.
(aff/nds)