Indonesia selaku tuan rumah Piala Dunia U-20 alami polemik. Kini, bukan cuma sepakbola tapi kredibilitas olahraga Indonesia sedang dipertaruhkan di mata dunia!
20 Mei sampai 11 Juni Piala Dunia U-20 akan berlangsung di Indonesia. Sejak tahun 2019 Indonesia menang bidding untuk jadi tuan rumah, lalu pembenahan stadion, pelatihan timnas, dan berbagai hal dilakukan demi menyukseskan ajang tersebut.
Tentu, biayanya tidak main-main. Namun baru-baru ini, muncul penolakan kedatangan Timnas Israel U-20!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ya, Israel meloloskan timnya setelah Israel U-19 tapaki semifinal Piala Eropa U-19 pada Juli 2022. Sampai akhirnya itu tadi, sempat adem ayem lalu kemudian muncul unjuk rasa menolak Israel datang. Tentu, Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan negara tersebut dan Indonesia sudah sejak lama berada di sisinya Palestina.
Hal itu sudah sampai ke telinga FIFA, yang terbukti drawing Piala Dunia U-20 di Bali sudah dibatalkan. Sedianya, pengundian grup tersebut dilakukan pada 31 Maret nanti.
Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster rupanya turut ikut menyuarakan menolak kedatangan Israel. Yang sebelumnya, Koster padahal sudah menandatangani komitmen selaku host city untuk mendukung Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang baik.
Selayaknya sudah memasuki injury time, Indonesia sedang lakukan jurus terakhir. Ketum PSSI Erick Thohir bersama jajarannya bertolak ke Doha, Qatar pada Selasa (28/3) tengah malam untuk menemui FIFA demi mencari solusi terbaik.
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni memberikan komentar soal polemik Piala Dunia U-20 2023. Baginya, bukan cuma nama sepakbola yang bakal tercoreng tapi juga olahraga Indonesia di mata dunia!
"Kerugian yang paling berat itu mengganggu kredibilitas Indonesia di mata komunitas olahraga dunia. Bahkan bisa lebih luas lagi di mata pergaulan olahraga dunia," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.
"Saat ini Indonesia sedang mencoba menaikkan perannya dari pemain regional ke pemain global. Kenapa kita menyelenggarakan presidensi G-20 karena kita mau jadi pemain global," lanjutnya.
"Kalau nantinya gagal di Piala Dunia U-20 nanti orang-orang akan bertanya-tanya ketika kita ingin menyelenggarakan Piala Dunia dan Olimpiade," tegasnya.
Pun persoalan Israel menurutnya harus dicari solusi. Indonesia bisa saja ke depan nanti ketemu Israel di ajang-ajang olahraga lainnya!
"Israel ada di bulutangkis, basket, sepak bola, atletik. Suatu saat kalau kita jadi tuan rumah dan Israel lolos bagaimana? Kalau jadi tuan rumah kejuaraan atletik terus Israel lolos bagaimana?" tutup Kusnaeni.