Legacy yang Ingin Ditinggalkan Erick Thohir di Sepakbola Indonesia

Legacy yang Ingin Ditinggalkan Erick Thohir di Sepakbola Indonesia

Muhammad Robbani - Sepakbola
Sabtu, 16 Sep 2023 18:00 WIB
Ketum PSSI Erick Thohir mengumumkan harga tiket  Indonesia vs Argentina di GBK, Jakarta, Senin (29/5/2023). Harganya mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 4 jutaan.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Seorang pemimpin akan terus terkenang jika punya legacy yang besar dan berjasa buat kelompoknya. Ketum PSSI Erick Thohir berharap bisa meninggalkan kesan itu.

Sudah sekitar tujuh bulan Erick Thohir memimpin PSSI sejak terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang berlangsung pada pertengahan Februari lalu. Banyak tantangan yang dihadapinya dalam membenahi sepakbola Indonesia.

Tapi dalam waktu yang relatif singkat pula ada beberapa inovasi yang relatif baru dan belum ada di era sebelumnya. Gerak cepat ala 'sat set sat set-nya' sudah ditunjukkan Erick Thohir dalam masa awal kepemimpinannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulai dari membentuk Komite Ad Hoc suporter untuk mewujudkan transformasi sepakbola, langsung bekerja sama dengan Polri dengan membentuk Satgas Pengawasan Pengaturan Skor, Satgas Pengawasan Keuangan yang bekerja sama dengan firma keuangan terkemuka dunia, hingga turun langsung menjadi Ketua Komite Wasit langsung untuk mengawasi praktek-praktek kotor yang biasa terjadi di sepakbola dalam negeri.

Membersihkan akar masalah klasik sepakbola Indonesia memang menjadi perhatian utama pria yang juga Menteri BUMN itu. Menurutnya sepakbola yang berprestasi harus dibangun dari ekosistem yang sehat.

ADVERTISEMENT

"Ya sepakbola kita yang bersih dan prestasi sejak awal. Tidak mudah, tapi itu yang harus dorong. Kenapa tidak mungkin industri sepakbola kita besar, bagus, dan punya ukuran tolak ukur yang jelas kalau sepakbolanya tidak bersih," kata Erick Thohir dalam wawancara dengan detikSport, saat ditanya legacy apa yang ingin ditinggalkannya di sepakbola Indonesia.

"Sama, pemilihan pemain timnas dengan KKN ya tidak akan mempunyai timnas yang baik. Liga dipenuhi aturan permainan skor, ya, karena itu saya sebagai (Ketua) Komite Wasit mencoba memperbaiki walaupun tidak mudah. Saya kembali akan keras buat yang terbukti bermain! Itu tadi, saya bersama pihak kepolisian akan penjarakan dan tentu kita hukum seumur hidup. Ini bukan eranya main-main lagi," ujarnya menambahkan.

Semangat bersih-bersih Erick Thohir ini beriringan dengan membaiknya performa Timnas Indonesia. Dalam hitung-hitungan footy ranking, bukan lembaga resmi tapi kerap akurat, Indonesia akan naik ke peringkat ke-146 setelah menang 2-0 atas Turkmenistan pada 8 September lalu.

Jika dalam rilis resmi FIFA nantinya Indonesia benar menempati peringkat ke-146, maka sudah terjadi kenaikan ranking yang cukup signifikan. Dari awalnya di posisi ke-175, berpotensi ke posisi ke-146 yang berarti naik 29 tingkat anak tangga.

Tak cuma stabilitas berkat kehadiran sosok Shin Tae-yong yang sudah menangani timnas sejak 2020, tetapi Garuda banyak diisi pemain muda berpotensi. Pelatih asal Korea Selatan merombak Timnas Indonesia dengan pemain belia yang kini terus menjadi andalan Garuda dan mulai terlihat hasilnya.

Erick Thohir menyebut Timnas Indonesia saat ini dengan sebutan 'Generasi Emas'. Dengan kualitas pemain yang baik, ia semakin semangat untuk membenahi sepakbola Indonesia demi prestasi yang selama ini sudah membayangi.

"Karena kita sedang mendapatkan anugerah Allah SWT punya generasi emas sepakbola. Ini sayang, belum tentu datang 50 tahun sekali. Ini sayang ketika pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 15 tahun ke depan akan terus tumbuh ekonominya," tutur Erick Thohir.

"Artinya ini momentum yang tidak datang dua kali. Jadi mumpung ini lagi bagus ayolah kita lakukan bersih-bersih ini untuk menuju prestasi. Dan semua pihak yang ingin main-main di sepakbola untuk berpikir ulang lah," ucapnya tegas.

(aff/raw)

Hide Ads