Ikram Al Giffari Tolak Anggapan Jadi Bintang Timnas U-17 Lawan Ekuador

Ikram Al Giffari Tolak Anggapan Jadi Bintang Timnas U-17 Lawan Ekuador

Muhammad Robbani - Sepakbola
Sabtu, 11 Nov 2023 17:30 WIB
Penjaga gawang Timnas Indonesia Ikram Al Giffari menyelamatkan bola saat menghadapi Timnas Ekuador dalam pertandingan babak penyisihan Grup A Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (10/11/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Kiper Timnas Indonesia U-17 Ikram Al Giffari menolak anggapan dirinya menjadi bintang saat melawan Ekuador. (Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta -

Kiper Timnas Indonesia U-17 Ikram Al Giffari menolak anggapan dirinya menjadi bintang saat melawan Ekuador. Ia banyak melakukan penyelamatan penting.

Ikram dipercaya tampil di bawah mistar Timnas U-17 dalam laga perdananya di Piala Dunia U-17 2023. Garuda Asia meraih satu poin berkat skor imbang 1-1 dalam laga di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jumat (10/11/2023).

Timnas U-17 sebenarnya unggul 1-0 lebih dulu lewat gol Arkhan Kaka pada menit ke-22. Tapi Ekuador sanggup menyamakan kedudukan melalui sundulan tajam Allen Obando pada menit ke-28.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara keseluruhan, Ekuador tampil lebih dominan dari Timnas U-17. El Tri melepaskan total 23 tembakan yang tujuh di antaranya on-target.

Ikram tampil apik dengan melakukan penyelamatan untuk mencegah bola bersarang di gawangnya. Dari total tujuh peluang on-target Ekuador itu hanya satu yang masuk ke gawang tuan rumah.

ADVERTISEMENT

Tak heran kalau Ikram pun mendapatkan pujian atas peran besarnya. Tapi ia menolaknya, ia menilai hasil ini merupakan kerja keras semua rekan-rekannya.

"Ini karena kerja sama tim main bagus, semua itu karena Allah, kami main kedua akan main lebih baik lagi dan insyaallah akan meraih kemenangan," kata Ikram saat memberikan keterangan seusai laga di Mixed Zone Stadion GBT.

"Teman-teman mainnya bagus, kerjasamanya bagus, kerja keras tanpa lelah. Walaupun jatuh, bangkit lagi demi negara," ujarnya menambahkan.

Dalam laga tersebut pelatih Timnas U-17 Bima Sakti cenderung menerapkan formasi bertahan. Ia menurunkan lima bek sekaligus yakni Welber Jardim, Figo Dennis, Iqbal Gwijangge, Sultan Zaky, Andre Pangestu.

Dalam situasi tertentu Figo naik ke tengah untuk menambah jumlah pemain kala dalam penguasaan bola. Sebab Figo posisi aslinya memang seorang gelandang.

Meski begitu lini pertahanan Timnas U-17 sempat beberapa kali kocar-kacir, terutama dalam mengantisipasi umpan silang. Ekuador kerap mengirimkan umpan berbahaya ke kotak penalti.

Man-marking kadang berjalan kurang baik dengan pemain Ekuador kerap bebas menyambut umpan silang tanpa pengawalan. Termasuk gol Obando yang akhirnya membuat skor menjadi 1-1.

"Empat (bek) itu kan jadi lima gelandang bertahan turun satu (gelandang) jadi lima (bek), agar susah dilewati crossingnya diantisipasi terus," tutur Ikram soal skema pertahanan Timnas U-17.

Timnas U-17 juga 'terselamatkan' teknologi Video Assistant Referee (VAR). Ekuador sempat berbalik unggul 2-1 pada akhir babak pertama, namun dianulir setelah pengecekan lewat VAR karena terjadi offside dalam proses gol tersebut.

"Ya sangat penting VAR itu karena sedikit-banyak itu kelihatan gol offsidenya atau handsballnya itu jelas, sangat berpengaruh. Iya sempat khawatir soalnya bola itu gol," ucap Ikram yang merupakan pemain Semen Padang itu.

Dukung Garuda Muda bersama #BNIGlobalReachIndonesian Pride! Pesan Tiketnya sekarang!

(cas/krs)

Hide Ads