Piala Liga Inggris, yang bergulir sejak 1960, pertama kali menerima sponsor pada musim 1981/1982. Adalah Milk Marketing Board yang menjadi sponsor pertama mereka, menjadikan Piala Liga Inggris bernama resmi "Milk Cup".
Praktik memberi nama kompetisi sesuai dengan sponsor yang menggawangi ini terus digunakan, bahkan ketika Mil tidak lagi menjadi sponsor pada tahun 1986. Beturut-turut, Littlewoods, Rumbelows, Coca-Cola, Worthington's, Carling, hingga Capital One menjadi sponsornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas Capital One, Piala Liga Inggris kembali berdiri sendiri. Namun, nama mereka tidak lantas kembali nama lama, yakni Football League Cup (yang kemudian mendasari penyebutan bahasa Indonesia-nya: Piala Liga), melainkan berganti menjadi EFL Cup alias English Football League Cup.
Mengapa demikian? Ternyata ini erat kaitannya dengan proses re-branding Football League.
Football League sendiri merupakan badan yang menaungi tiga divisi di bawah Premier League: Championship, League One, dan League Two. Mulai musim 2016/2017, Football League resmi berganti nama menjadi English Football League (EFL).
Sebagai bagian dari proses re-branding tersebut, logo mereka juga ikut berubah. Logo untuk EFL pun terbilang lebih modern, dengan sebuah bola yang terbentuk dari 72 bola kecil --untuk merepresentasikan 72 klub yang mereka naungi.
![]() |
Dengan berubahnya nama, EFL diharapkan menghadirkan citra yang lebih segar untuk tiga divisi di bawah Premier League. "Kami percaya, nama dan brand EFL akan memberikan identitas baru yang tegas untuk kompetisi kami," ujar Chief Executive Football League, Shaun Harvey.
Tapi, tentu saja EFL Cup tidak hanya diikuti oleh klub-klub EFL saja. Klub-klub Premier League juga ikut berpartisipasi. Total, ada 92 kesebelasan ambil bagian dalam EFL Cup.
Menariknya, kendati pun dinaungi Football League dulu ataupun EFL sekarang, klub-klub Premier League --dengan skuat yang lebih "wah" dan mapan-- masih mendominasi raihan juara. Dalam lima musim terakhir, nama-nama seperti Liverpool, Swansea City, Chelsea, dan Manchester City bergantian menjadi juara.
Namun, seperti halnya turnamen-turnamen lokal yang mempertemukan klub besar dan klub kecil, cerita "pembunuhan raksasa" masih kerap terjadi. Masih ingat ketika MK Dons menundukkan Manchester United 4-0 dua musim lalu?
(roz/din)