Hak Siar Premier League: 3 Kali Lipat Bundesliga, 2 Kali Lipat Serie A

Hak Siar Premier League: 3 Kali Lipat Bundesliga, 2 Kali Lipat Serie A

- Sepakbola
Jumat, 13 Feb 2015 15:44 WIB
1.

Hak Siar Premier League: 3 Kali Lipat Bundesliga, 2 Kali Lipat Serie A

Hak Siar Premier League: 3 Kali Lipat Bundesliga, 2 Kali Lipat Serie A
ist.
Jakarta -

Kontrak baru hak siar Premier League di Inggris Raya melonjak 71% menjadi Rp 100,3 triliun. Di Eropa bahkan seluruh dunia, harga duel-duel Manchester City, Chelsea, dan Arsenal masih jadi yang paling mahal.

Pihak Premier League beberapa hari lalu mencapai kesepakatan dengan Sky dan BT Sport untuk menjual hak siar khusus di Inggris musim 2016-2019. Meski sejak awal diprediksikan akan meningkat namun lonjakan harganya ternyata luar biasa mengejutkan.

Untuk musim 2016 sampai 2019 nilainya adalah 5,135 miliar poundsterling. Berdasarkan kurs hari ini maka itu setara dengan Rp 100,3 triliun. Nilai yang luar biasa besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan deal terbaru tersebut Premier League makin jauh meninggalkan kompetisi domestik lain dalam urusan penjualan hak siar ke televisi lokal. Tidak main-main, kesepakatan anyar tersebut nilainya tiga kali lipat dari yang didapat Bundesliga.

Berikut perbandingan nilai hak siar tayangan liga di beberapa negara, seperti dikutip dari Reuters:

Dalam 10 tahun terakhir nilai kontrak hak siar Bundesliga terus mengalami peningkatan. Pendapatan dari hak siar untuk musim ini mencapai jumlah 690 juta euro (Rp 9,9 triliun) dan bertambah menjadi 835 juta euro (Rp 12 triliun) di musim 2016/2017 mendatang. Dibanding 10 tahun lalu nilainya sudah meningkat dua kali lipat.

Meski mengalami peningkatan, Bundesliga masih kalah jauh dengan Premier League. Angka 835 juta euro untuk musim 2016/2017 hanya bernilai sekitar sekitar sepertiga dibanding Premier League di musim yang sama (Rp 33,3 triliun).

Peningkatan nilai hak siar bukan hanya terjadi untuk penjualan ke dalam negeri. Untuk penjualan ke seluruh dunia nilainya juga bertambah dariΒ  75 juta euro musim ini menjadi 154 juta euro di 2015/2016 dan kembali meningkat ke angka 162 juta euro di 2016/17.

"Saat pasar nasional masih punya peran besar, membawanya ke internasional dan menjadikannya digital akan sangat penting. Go internasional dan menjadikan digital akan bertambah penting demi terus mendorong perkembangan di masa depan," ungkap otoritas Bundesliga dalam laporan musim 2013/2014 beberapa hari lalu.

Kontrak terbaru tayangan Serie A di Italia untuk musim 2015 sampai 2018 adalah senilai 2,8 miliar euro (Rp 40,5 triliun) -- sekitar Rp 13,5 triliun semusim. Jumlah tersebut tak sampai separuh dari kontrak Premier League 2016-2019.

Dengan angka tersebut nilai tayangan Serie A per musimnya telah meningkat 114 juta euro (Rp 1,6 triliun) dibanding priode sebelumnya. Hak siar Serie A di Italia kini dipegang dua perusahaan penyiaraan yakni Sky Italia dan Mediaset.

Serie A memiliki skema tersendiri untuk membagi pendapatan yang diterima dari hak siar televisi, yakni: 40% dibagi rata ke 20 klub, 30% dibangi berdasarkan estimasi jumlah suporter dan 30% sisanya dibagi berdasarkan posisi klub musim lalu, posisi klub di lima musim terakhir dan sejarah yang dipunya.

Ligue 1 cuma mendapat 750 juta eruo (Rp 10,8 triliun) dari kontrak baru penjualan hak siar untuk periode 2016 sampai 2020. Itu artinya, jika dirata-rata maka setiap musim nilainya adalah Rp 2,7 triliun.

Presiden Asosiasi Klub Profesional Prancis, Philippe Diallo, menyebut kalau kesepakatan baru yang dilakukan Premier League dengan Sky dan BT Sport membuat jurang pemisah antara kedua liga akan semakin melebar. Dikhawatirkan kondisi itu akan berakibat klub-klub Prancis akan kesulitan mempertahankan pemain-pemain mudanya.

"(Liga) Inggris tidak lagi punya lawan. Rata-rata klub mereka memboyong pemain terbaik kami...Hugo Lloris disanjung sebagai salah satu kiper terbaik di dunia, dikontrak Tottenham, yang tidak main di Liga Champions," seru Diallo.

Berbeda dengan empat kompetisi teratas Eropa lainnya, Spanyol punya sistem penjualan hak siar yang berbeda. Di La Liga Primera setiap klub melakukan sendiri negosiasinya dengan perusahaan penyiaran.

Kondisi tersebut cuma menguntungkan Barcelona dan Real Madrid. Kedua raksasa itu total mendapat 375 juta euro per tahun dari hak siar. Angka tersebut merupakan separuh dari total nilai hak siar yang didapat 20 klub yang berlaga.

18 klub La Liga selain Madrid dan Barcelona sudah mengancam melakukan mogok jika pemerintah tidak turun tangan membantu menemukan formulasi pengaturan penjualan hak siar yang baru. Ketimpangan jumlah pemasukan dari hak siar tersebut membuat Barca dan El Real selalu bisa lebih unggul dari musim ke musim.

Menurut penelitian yang dilakukan Esteve Calzada, CEO perusahaan konsultasi Prime Time Sport, ada jurang yang sangat besar antara klub dengan pendapatan terbanyak dan klub dengan pendapatan paling sedikit di La Liga dan Premier League.

Di Premier League rasio perbedaan antara klub berpendapatan terbesar dan terkecil di Inggris adalah 1,5:1. Sementara di La Liga Primera rasionya adalah 10:1.

Seperti Spanyol, klub-klub di Liga Brasil juga menegosiasikan sendiri hak siarnya. Untuk musim 2013, Stasiun Televisi Globo total membayar US$ 400 juta (Rp 5,1 triliun) pada 20 tim.

Jika dibanding Premier League, Liga Brasil jelas jauh tertinggal dalam jumlah pemasukan dari penjualan hak siar. Seorang analis bernama Amir Somoggi menyebut kalau uang hak siar yang didapat Cardiff City musim lalu (sebagai juru kunci Premier League) lebih besar dari pemasukan yang didapat oleh Flamengo dan Corinthians jika digabungkan.

Amerika Serikat di musim ini baru saja menandatangani deal baru penjualan hak siar untuk delapan tahun ke depan. Nilainya disebutkan mencapai US$ 720 juta (Rp 9,5 triliun) atau jika dirata-rata per musim angkanya menjadi US$ 90 juta (Rp 1,1 triliun). Nilai tersebut melonjak tiga kali lipat dibanding sebelumnya.

Karena popularitasnya yang belum besar, Major League Soccer masih kalah jauh dibanding kompetisi olahraga lainnya seperti NFL, NHL dan NBA. Sebagai gambaran nilai kontrak NHL per tahunnya mencapai US$ 200 juta (Rp 2,5 triliun).

Nilai jual tayangan Premier League di Amerika Serikat terbilang tinggi, meski tidak lebih mahal dari MLS. NBC membeli hak siar Premier League seharga US$ 250 juta (Rp 3,1 triliun) untuk periode tiga tahun (rata-rata Rp 1 triliun per tahun).

Di tahun 2013 harga hak siar Liga Rusia untuk periode tiga tahun dilepas dengan harga US$ 100 juta (Rp 1,2 triliun). Saluran televisi NTV Plus menjadi pemegang hak siar kompetisi tersebut.

Namun begitu, dalam kesepakatan penjualan hak siar tersebut NTV berhak menayangkan pertandingan di tv terestrial milik mereka (NTV Channel). Pertandingan yang ditayangkan di tv terestrial tersebut justru laga yang dianggap besar. Masing-masing klub juga diharuskan menayangkan pertndingannya di TV terestrial paling tidak sekali dalam semusim.

KompetisiNilaiKeterangan
Premier LeagueRp 33,3 triliun/musimΒ mulai 2016/2017
Β Serie ARp 13,5 triliun/musimΒ mulai 2015/2016
Β BundesligaRp 12 triliun/musimmulai musim 2016/2017
Β La Liga PrimeraΒ Rp 9,4 triliun/musimmulai musim 2014/2015
Ligue 1Β Rp 2,7 triliunmulai musim 2016/2017
MLSΒ Rp 1,1 triliun/musimΒ mulai musim 2015
RusiaΒ Rp 1,2 triliun/musimΒ Β data musim 2013
Hide Ads