Mantan pemain Chelsea, Marcel Desailly, menilai laju Leicester City musim ini adalah bentuk balas dendam dari Claudio Ranieri. Tapi Ranieri membantahnya.
Ranieri musim ini membawa Leicester di garis terdepan dalam perebutan gelar Premier League. Setelah liga berjalan 30 pekan, The Foxes memimpin klasemen dengan 63 poin, unggul lima angka dari Tottenham Hotspur.
Dengan delapan pertandingan tersisa, Leicester dijagokan untuk tampil sebagai juara. Jika bisa menjadi kampiun, itu akan jadi titel Premier League pertama bagi Leicester di sepanjang sejarahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca juga: Ranieri Sedang dalam Misi Balas Dendam]
Namun Ranieri menepis anggapan Desailly tersebut. Keinginannya untuk membawa Leicester juara murni merupakan tekadnya untuk meraih trofi bersama timnya.
"Dia salah. Saya ingin menang karena saya ingin menang, bukan untuk balas dendam," ujar Ranieri seperti dilansir ESPN FC.
"Tak ada balas dendam dalam kamus hidup saya. Saya adalah orang yang sangat beruntung. Saya melakukan pekerjaan yang saya inginkan dan tidak terlalu banyak orang yang bisa melakukannya."
"Ini bukan untuk balas dendam. Balas dendam itu bodoh. Anda bisa bilang balas dendam ketika Anda kalah dari satu tim dan ingin membalas, tapi bukan pembalasan seperti ini. Tidak," katanya menegaskan.
(nds/roz)











































