Laga Manchester United dengan Manchester City di Old Trafford, Sabtu (10/8/2016) lusa menjadi pertemuan nomor 17 antara Mourinho dan Guardiola. Dari 16 laga sebelumnya Pep lebih unggul dengan telah mengumpulkan tujuh kemenangan, sementara Mou cuma kebagian tiga kemenangan, dengan enam pertandingan lainnya tuntas tanpa pemenang.
Terlepas dari statistik head to head, atau angka-angka lain yang menyertai pertemuan keduanya, hal menarik dari Mourinho dan Guardiola adalah perang kata-kata antara mereka. Mourinho jadi pihak yang lebih dominan, sementara Guardiola cenderung memilih bersikap tenang, meski kemudian pada beberapa kesempatan terpancing juga emosinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mourinho pada Guardiola
Mourinho menyindir Barcelona yang memprotes wasit karena tak dapat penalti saat kalah dari Inter Milan di Liga Champions. Sementara setahun sebelumnya Barca mendapat keuntungan atas keputusan-keputusan wasit ketika mengalahkan Chelsea di semifinal Liga Champions:
"Itu menyedihkan. Setahun lalu Chelsea menangis dan Barca tertawa bersama wasit. Mereka tertawa karena telah membuat pemain-pemain saya di Chelsea tidak mendapatkan tempat yang seharusnya menjadi hak kami (di final)."
Sindiran Mourinho setelah Guardiola memprotes keputusan wasit yang menganulir gol Pedro lantaran offside di ajang Copa del Rey:
"Sampai sekarang ada kelompok kecil pelatih yang sama sekali tidak membicarakan wasit dan sebuah kelompok besar yang membicarakan wasit. Sekarang, dengaan Pep berkomentar, kita punya kelompok ketiga, yang isinya cuma satu orang, (yakni) seseorang yang mengritik wasit saat wasit membuat keputusan tepat. Ini benar-benar baru untuk saya."
Setelah Barcelona mengalahkan Madrid 2-0 di semifinal Liga Champions 2011:
"Pada suatu hari nanti saya ingin melihat Josep Guardiola memenangi kompetisi ini dengan layak. Jika saya katakan pada UEFA apa yang saya rasakan sekarang, karier saya akan habis saat ini juga. Saat ini saya hanya mengajukan pertanyaan yang saya harap akan dapat respons nantinya: Kenapa? Kenapa Ovrebo? Kenapa Bisacca? Kenapa De Bleeckere? Kenapa Stark? Kenapa? Karena setiap semifinal hal yang sama terulang. Kita membicarakan sebuah tim yang fantastis (Barcelona), jadi kenapa mereka membutuhkan itu (bantuan wasit). Kenapa?
"Kenapa sebuah tim sebagus mereka membutuhkan sesuatu yang sangat jelas dan semua orang melihatnya? Saya tidak tahu apakah karena itu lantaran sponsor UNICEF atau karena punya pemain-pemain yang baik. Saya tidak paham. Mereka punya kuasa dan kami tidak punya kesempatan. Yang bisa saya lakukan adalah bertanya-tanya dan berharap suatu hari nanti akan dapat jawaban. Mereka harus masuk ke final dan mereka akan sampai ke sana. Josep Guardiola pelatih fantastis. Tapi saya sudah memenangi dua Liga Champions dan dia jadi juara satu kali - dan itu akan menjadi sesuatu yang membuat saya malu.
"Saya akan malu (jika) memenanginya dengan skandal di Stamford Bridge. Jika dia memenanginya tahun ini, itu akan menjadi skandal di Bernabeu. Di dalam hati mereka, jika mereka orang baik, itu tidak akan terasa benar. Saya harap suatu hari nanti Guardiola punya kesempatan memenangi Liga Champions dengan brilian, gelar juara yang bersih dan bebas dari skandal."
![]() |
Mourinho terkait gaya main Barcelona usai Madrid kalah di Piala Super Spanyol 2011:
"Saya tidak akan bilang kami gembira karena kami tidak memenangi Piala Super Spanyol, itu akan membuat saya menjadi seorang hipokrit. Tapi kami bermain seperti pria dan tidak terjatuh di tanah hanya karena sentuhan kecil. Saya sudah diajari untuk bermain sebagai pria dan yang pertama adalah tidak mudah terjatuh."
Mourinho soal keputusan Guardiola beristirahat selama setahun dari sepakbola:
"Itu kehidupan dia, tapi saya sama sekali tidak memikirkan langkah itu. Dia masih lebih muda dari saya, tapi saya belum lelah."
Setelah Chelsea kalah adu penalti dari Bayern Munich di Piala Super Eropa:
"Jelas sekali tim terbaik sudah kalah. Mereka cuma mencetak satu penalti lebih banyak"
Mourinho terkait kepemimpinan wasit di laga-laga dengan Guardiola:
"Setiap kali saya bermain menghadapi Pep, akan berakhir dengan saya hanya memiliki 10 pemain. Itu pasti bagian dari aturan yang ada di UEFA."
Mourinho merasa ada kesamaan antara dirinya dengan Guardiola:
"Ada orang yang lebih cerdas dibanding saya, yang menjual citra dirinya, sangat berbeda dengan saya, tapi jauh di dalam dirinya dia (sebenarnya) sama dengan saya."
Mourinho soal pelukannya dengan Guardiola di tahun 1997:
"Ya, saya masih memiliki foto pelukan itu. Kami dekat ketika itu."
[Baca Juga: Mengapa Mourinho dan Guardiola Berseteru Demikian Hebatnya?]
Terkait persaingan dengan Guardiola setelah keduanya berada di Inggris:
"Pengalaman mengajarkan saya untuk tidak naif. Saya di Spanyol dua tahun, di mana juaranya kalau tidak saya, ya, dia. Di sana pertarungan individual lebih masuk akal karena bisa memengaruhi hasil akhir (persaingan menjadi juara).
"Jika di Premier League saya terlalu fokus padanya (Guardiola) dan Manchester City dan dia juga hanya fokus pada Manchester united, maka ada klub lain yang akan jadi juara. Level Premier League akan semakin lebih baik dengan pemain dan pelatih yang berdatangan. Empat juara dalam empat tahun menunjukkan seberapa kompetitifnya ini, jangan lupa juga soal hak siar dan pembagiannya, yang akan membuat liga terus berkembang dan juga tim-tim di dalamnya. Ini berbeda dengan liga lain di mana hiu akan tetap menjadi hiu."
Guardiola pada Mourinho
Guardiola jauh lebih kalem dibanding Mourinho, kenapa?
"Saya tahu Mourinho dan dia mencoba memprovokasi saya untuk bereaksi, tapi itu tak berhasil. Saya tidak akan bereaksi. Saya tidak akan balik menjawab. Hanya jika saya pikir waktunya tepat (akan membalas)."
Menjelang pertemuan dengan Real Madrid di semifinal Liga Champions 2010/2011:
"Tuan Mourinho telah memanggil saya Pep, saya akan memanggil dia Jose. Besok jam 8:45 malam kami akan berhadapan di lapangan. Di luar lapangan dia menang. Dia menang di luar lapangan sepanjang musim. Biar saja mereka memberinya trofi Liga Champions atas hal itu, sehingga dia bisa membawanya pulang dan menikmatinya."
"Di ruang konferensi pers dia adalah f***** boss, sosok yang lebih tahu dibanding siapapun. Saya hanya ingin mengingatkan dia kalau kami pernah bersama, dia dan saya, selama empat tahun. Saya tahu dia dan dia tahu saya. Itu cukup buat saya."
"Jika dia memilih lebih menghargai pandangan teman jurnalis yang dapat informasi dari Florentino Perez dibanding hubungan yang kami punya selama empat tahun, maka itu adalah pilihannya. Saya mencoba belajar dari Jose di dalam lapangan, tapi saya memilih belajar sedikit mungkin darinya di luar lapangan."
[Baca Juga: MU Diuntungkan Faktor Old Trafford dan Absennya Aguero]
Soal periode kebersamaan mereka di bawah pelatih Bobby Robson:
"Kami bertukar pikiran. Itu sebuah pertemanan, hubungan kerja yang berjalan baik."
Pada suatu ketika Guardiola ditanya soal hubungannya dengan Mourinho:
"Dengan Mourinho, banyak hal terjadi. Sangat banyak hal terjadi."
Setelah Mourinho menyebut kalau mereka berdua sebenarnya punya kesamaan:
"Jika benar begitu, maka saya harus mengubah sikap saya."
Setelah ditunjuk sebagai manajer City, Guardiola langsung ditanya soal perseteruan dengan Mourinho yang berlanjut di Inggris:
"Saya pikir Jose sudah mengatakannya dengan sangat baik. Ini bukan soal saya atau dia. Apapun yang Anda lihat dari kejauhan itu tidak penting, kami sudah sering berhadapan dan saya tahu baik dirinya.
Saat ditanya soal kedatangannya di Premier League dan persaingan dengan Mourinho:
"Saya tidak berpikir itu sebagai sebuah pertanyaan. Dia ingin menang, saya ingin menang, kami sudah saling tahu sejak dari Barcelona. (din/cas)