Hal itu diungkapkan oleh Nicky Butt, mantan pemain MU yang sejak bulan Februari lalu baru ditunjuk untuk menjadi pimpinan dari akademi klub The Red Devils.
Menurut Butt, pendekatan berorientasi "kesehatan dan keselamatan" yang lazim digunakan saat ini dengan memanfaatkan peralatan elektronik yang membatasi aktivitas luar ruang justru menghambat ketangguhan fisik pemain remaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dulu mungkin saya pernah jatuh dari pohon sampai 15 kali dan tak pernah mencederai diri sendiri. Sekarang anak saya sendiri sepertinya bahkan tak pernah memanjat pohon. Mekanika tubuh kehilangan banyak hal saat Anda tak memanjat pohon, tidak main basket, cricket, rugby," bebernya merujuk pada aktivitas-aktivitas yang amat menuntut fisik.
Untuk itulah kemudian Butt dan para koleganya menemukan cara berbeda dalam mengajarkan sejumlah hal seperti keseimbangan, keakuratan, dan keliatan tubuh.
"Ini mungkin terdengar aneh, tapi kami pernah minta seseorang dari sirkus untuk datang, mengajari pemain bagaimana melakukan aksi dengan piring berputar, melompat lewat gelang-gelang, macam-macam aksi sirkus untuk menggenjot biomekanika di tubuh mereka," ucapnya.
![]() |
"Kami juga sempat mendatangkan seorang free runner, penggiat parkour yang biasa melompat di atas gedung-gedung, untuk memberi pelajaran khusus," sebut Butt.
(krs/mfi)