Perkenalkan David Wagner, 'Kembaran' Juergen Klopp yang Merintis Sukses di Huddersfield

Perkenalkan David Wagner, 'Kembaran' Juergen Klopp yang Merintis Sukses di Huddersfield

Doni Wahyudi - Sepakbola
Kamis, 06 Okt 2016 14:06 WIB
Foto: ist.
Jakarta - David Wagner layaknya kembaran Juergen Klopp bukan hanya karena wajah yang mirip dan penampilan yang serupa. Keduanya punya warna yang sama dalam memandang sepakbola.

Lihat topi baseball itu, kacamata penghias wajah, dan brewok yang menyambung hingga cambang. Kecuali kerut wajah Klopp yang lebih banyak, Wagner bisa membuat banyak orang salah mengira dirinya adalah manajer Liverpool.

Wagner juga seorang manajer. Dia kini berkarier di Divisi Championship, membesut Huddersfield. Cerita singkat soal Huddersfield Town FC: klub yang pernah menjuarai Liga Inggris di tahun 1920-an sebanyak tiga kali secara beruntun namun tidak pernah merasakan berkompetisi di Premier League.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Huddersfield dan Wagner belakangan jadi banyak pemberitaan media-media Inggris. Bukan karena Wagner mirip Klopp, tapi karena Wagner berhasil mengantar Huddersfield Town bertengger di puncak klasemen dengan keunggulan dua poin dari pesaing terdekatnya. Huddersfield Town mengumpulkan 25 poin dari 11 laga yang sudah dijalani. Ini adalah kali pertama Huddersfield memuncaki klasemen Championship sejak 1999.

Wagner dan Klopp bukan cuma mirip, mereka saling kenal dan bahkan berteman dekat. Seberapa dekat? Wagner adalah pendamping pria saat Klopp menikah. Sementara Klopp adalah bapak wali (baptis) dari dua anak perempuan Wagner.

Oleh Daily Mail, Wagner ditanya kenapa dia tidak menjadikan Klopp sebagai pendamping pria di pernikahannya. "Saya punya teman pria yang lebih baik (untuk jadi pendamping dibanding Klopp)," cetus Wagner dengan wajah dingin... untuk kemudian tertawa terpingkal-pingkal. Selera humor yang familiar?
Wagner dan Klopp juga bekerja bersama saat di Dortmund. Ketika Klopp meraih sukses besar sebagai pelatih Die Borussen, Wagner adalah pelatih tim reserve. Kabarnya, Wagner sempat diajak Klopp pindah ke Anfield tahun lalu. Tapi entah mengapa itu urung terjadi.

Perkenalkan David Wagner, 'Kembaran' Jurgen Klopp yang Merintis Sukses di Huddersfield


"Telepon yang pertama saya terima adalah dari Stuart (Webber, kepala operasional sepakbola Huddersfield) dan di akhir pembicaraan dia bilang kalau klubnya tengah mencari sebuah metode baru, bahwa semua orang mencoba berjalan ke arah yang baru, dan dia antusias dengan apa yang kami lakukan di Dortmund, soal bagaimana kami memainkan sepakbola. Dia bertanya pada saya" 'Apakah mungkin melakukan hal itu di Inggris?'. Saya bilang: 'Kenapa tidak'. Itu mungkin saja mempraktekkan cara main seperti ini di semua tempat di dunia jika Anda memiliki pemain dengan pikiran terbuka dan klub yang juga berpikiran terbuka, dan Anda punya cukup kesabaran. Itu akan menjadi level permainan yang berbeda, mungkin tipenya akan berbeda, tapi bisa dimainkan di manapun," kisah Wagner saat dia menerima pinangan Huddersfield pada November 2015 lalu, dikutip dari Guardian.

'Terriers identity', Gegenpressing ala Wagner

Di Huddersfield, Wagner melakukan banyak perubahan. Salah satunya sesi latihan yang waktunya disamakan dengan jam kick-off pertandingan. Pemain juga dia perintahkan untuk bergerak paling tidak 25 km di atas lapangan ketika latihan.

Sementara ketika bertanding, Wagner punya pendekatan yang sama seperti Klopp. Dia menyukai permainan dengan intensitas tinggi dan menekan sejak awal kehilangan bola. Kita mengenalnya sebagai Gegenpressing, tapi Wagner punya julukan sendiri: Terriers identity

"Apapun yang Anda lakukan sebagai manajer, Anda harus percaya. Tapi, yang utama, Anda bekerja dengan manusia, dan Anda tidak tahu bagaimana mereka akan bereaksi," ucap Wagner soal metode latihannya.

Wagner punya metode latihan yang luar biasa janggal terhadap timnya. Saat jeda musim lalu dia membawa seluruh timnya menjalani 'liburan' ke pulau tak berpenghuni di perairan Swedia.

Di sana dia bersama skuatnya melakukan beragam aktivitas di alam liar. Berkano selama delapan jam, mendirikan tenda, membakar api unggun dan lain sejenisnya. Karena tidak ada jaringan komunikasi, mereka terputus dari dunia luar. Tapi dari situlah ikatan tim terbentuk dengan kuat.

"Tidak ada listrik di sana. Tidak ada toilet. Tidak ada sinyal telepon. Itu hebat! Itulah latihan, selama empat hari. Tidak ada bola. Kami membuatnya tidak nyaman karena di kompetisi Champioship tidak ada zona nyaman."

"Saya ingin menyatukan tim bersama secepat mungkin. Cuma ada dua orang di setiap tenda dan itu berubah setiap hari. Jadi Anda harus membicarakan sesuatu. Bukan cuma sepakbola yang dibicarakan tapi juga keluarga, seluruh dunia. Tanpa handphpone Anda tidak punya pilihan lain. Kami bahkan tidak tahu siapa yang menang di perempatfinal Piala Eropa!" cetusnya lagi.

Wagner punya alasan kuat untuk melakukan semua metode latihan versinya sendiri. Dia mempelajari biologi dan sports science di Universitas Darmstadt selama lima tahun, setelah pensiun sebagai pemain profesional. Dengan dasar pendidikan seperti itu, dia bisa merancang sistem latihan yang sesuai dengan skema permainan di atas lapangan.

Perkenalkan David Wagner, 'Kembaran' Jurgen Klopp yang Merintis Sukses di HuddersfieldPerkenalkan David Wagner, 'Kembaran' Jurgen Klopp yang Merintis Sukses di Huddersfield


"Kenapa saya mempelajari itu? Saya ingin memahami apa yang sebenarnya seorang manajer lakukan pada saya dalam sesi latihan. Apa yang terjadi dalam tubuh saya saat dia menyuruh saya lari 6 x 1.000 meter dengan hanya 90 detik waktu istirahat? Kenapa? Kenapa itu bagus? Saya melakukan itu saat masih jadi pemain karena saya memercayai manajer."

"Tapi setelah memelajarinya, katakan saja tidak semuanya tepat. Sekarang saya bisa berbicara dengan tim medis pada level yang berbeda dan kami bisa menemukan hal-hal baru. Itu memberi saya perspektif yang lebih bagus dalam pekerjaan sebagai manajer," terangnya.

Masih panjang perjuangan Wagner dan Huddersfield untuk bisa bertahan di puncak klasemen untuk kemudian dapat promosi ke Premier League. Jika itu terjadi, akan menarik menyaksikan 'dua Klopp' di satu kompetisi. Seorang Klopp saja sudah membuat Premier League berwarna, bagaimana jika ada dua?

"Saya mengenal Jurgen lebih lama dibanding saya mengenal istri saya. Kami bertemu di Mainz dan saya mengambil tempatnya di tim, sehingga dia berubah dari striker menjadi bek, karena itu lebih mudah untuknya!" seloroh Wagner pada teman yang kerap dia sambangi rumahnya di Merseyside untuk berbincang soal sepakbola selama beberapa jam dengan ditemani berbotol bir. (din/krs)

Hide Ads