Ranieri mempunyai karier sudah cukup panjang sebagai pelatih tim profesional. Pria asal Italia itu sudah sejak tahun 1986 menjadi pelatih. Leicester adalah klub ke-15 yang ditangani dengan satu lainnya menukangi timnas Yunani.
Bersama Leicester, Ranieri mengalami puncak kariernya. Sempat mendapatkan julukan sebagai Mr. Runner-up, Ranieri menjadi juara liga di musim 2015-2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Naik turunnya tim-tim lawan membantu kami. Kami ini seperti kisah Cinderella. Bandar judi tak memercayai kami. Buat mereka kami adalah alien yang akan mendarat di Piccadilly atau Elvis Presley yang hidup kembali. Saya berterimakasih atas perjalanan fantastis dengan skuat saya musim lalu," ucap manajer 65 tahun itu.
Namun, Leicester menunjukkan laju kurang sip musim ini. Hingga pekan ke-21 'Si Rubah' masih tercecer di peringkat ke-15 dengan nilai 21.
Ranieri tak terganggu dengan hasil-hasil musim 2016/2017 itu. Dia tahu benar risiko menjadi seorang pelatih, apalagi di Inggris.
"Kapan saya kembali ke Italia? Saya berharap bisa tinggal di Inggris, saya merasa betah di sana," tutur Ranieri.
"Sepakbola, seperti yang kita tahu, menempatkan kami satu langkah dengan kemenangan atau butiran debu. Tapi saya selalu menikmati momen saat ini yang kami sedang sulit, ya itu benar, tapi kami harus terus menatap ke depan," ungkap dia.
(fem/nds)











































