Leicester menorehkan kisah bak dongeng di Premier League musim lalu. Mematahkan segala prediksi, The Foxes tampil sebagai juara untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Tapi Leicester kemudian memecat Ranieri, Kamis (23/2/2017), sembilan bulan setelah mengangkat trofi juara. Keputusan itu diambil tak lepas dari hasil buruk yang didapat Leicester di Premier League musim ini. Jamie Vardy dkk. saat ini memang berada di ambang jurang degradasi, hanya berjarak satu angka dari zona merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca juga: Leicester Dinilai Terlalu Buru-Buru Memecat Ranieri]
Jamie Carragher menilai pemecatan Ranieri akan membuat Leicester kehilangan simpati dari suporter yang netral. Mereka yang bukan pendukung Leicester disebutnya tak akan terlalu sedih jika Leicester nantinya benar-benar terdegradasi.
"Saya pikir banyak orang tidak akan mau melihat Leicester terdegradasi dengan Ranieri sebagai manajer tapi saya pikir banyak simpati itu sekarang akan hilang," ujar Carragher seperti dikutip dari Sky Sports.
"Akan ada simpati lebih banyak dengan tim ada di papan bawah dan saya pikir tidak akan ada banyak air mata di luar Leicester jika mereka terdegradasi, karena keputusan ini."
"Mereka adalah tim kedua bagi semua orang tapi sekarang sudah tidak lagi," lanjutnya.
Carragher juga menilai degradasi bukanlah bencana besar seperti yang dibayangkan hanya karena mereka jadi juara di musim lalu. Menurutnya, Leicester memang punya reputasi sebagai klub 'yoyo' yang naik turun di dua divisi teratas Liga Inggris.
"Jika terdegradasi, orang-orang menganggap itu sebagai bencana, tapi Leicester adalah tim yang memang naik-turun. Mereka selalu seperti itu dan ini tidak akan berubah karena mereka juara. Apa yang mereka harapkan ketika merekrut Ranieri?" ucap Carragher.
"Jika seseorang bilang mereka akan jadi juara dan kemudian terdegradasi, setiap suporter Leicester akan mengiyakan," katanya.
(nds/mrp)