Origi dibeli Liverpool pada musim panas 2014, lalu langsung dipinjamkan kembali ke Lille. Dia digadang-gadang jadi andalan baru di lini serang untuk masa depan.
Liverpool baru benar-benar menggunakan jasanya di musim 2015/2016. Selama semusim, pemain internasional Belgia itu bikin 10 gol dari 33 pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musim berikutnya Origi mendapatkan kepercayaan lebih besar dan menjawabnya dengan 11 gol dari 43 penampilan. Tapi kemudian kedatangan Mohamed Salah di musim panas 2017 membuat situasinya sulit, hingga akhirnya dipinjamkan ke Wolfsburg selama setahun.
Lini depan Liverpool lantas mapan dengan trio Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane. Maka musim lalu Origi pun jadi pelapis.
Tapi nyatanya peran itu justru membawa pemain 24 tahun itu menjadi pahlawan Liverpool. Ia bikin dua gol ke gawang Barcelona di semifinal Liga Champions leg kedua, memastikan 'Si Merah'.
Baca juga: Bikin Blunder, Ini Mignolet atau Karius? |
Di final, Origi membuat satu gol dan membantu Liverpool menang 2-0 atas Tottenham Hotspur.
"Banyak yang terjadi dalam setahun. Dan itu adalah keindahan sepakbola. Memenangi Liga Champions adalah mimpi setiap bocah, jadi itu mengubah banyak hal dalam karier seorang pemain," ujar Origi dikutip BBC.
"Saya menuntaskan musim lalu dengan sangat baik dan juga di latihan saya merasa dalam kondisi bagus. Tinggal bagaimana saya menunjukkannya di lapangan," imbuhnya.
Sempat dipinjamkan dan hanya jadi pelapis, Origi punya kesempatan untuk pergi. Tapi dia memutuskan untuk bertahan, sebuah perjudian yang takkan pernah disesalinya.
Perjuangannya berbuah manis dengan trofi Liga Champions plus catatan delapan gol dan dua assist di 22 laga.
"Saya duduk saja kala itu dan merasa sepertinya saya ingin bertahan dan membantu tim ini. Saya merasa dalam kondisi bagus saat itu, saya cuma harus terus unjuk gigi di latihan dan saya tahu kesempatan akan tiba," sambung Origi.
"Saya saat itu merasa sepertinya kami bisa melakukan sesuatu yang spesial. Saya cuma harus memblok segala sesuatu di luar lapangan dan fokus ke hal-hal yang benar. Di sepakbola Anda tak pernah tahu 100 persen, bisa saja berjalan ke arah lain tapi itulah pilihan yang saya buat," tandasnya.
(raw/nds)