Kondisi ini tak terjadi di MU. Sejak diakuisisi Keluarga Glazer pada 2005 lalu, mereka memiliki utang yang besar, sebab MU dibeli dengan dana pinjaman sebesar 790 juta Pound. Saat Sir Alex Ferguson masih menjadi manajer, prestasi dan bisnis masih bisa berjalan beriringan. Trofi selalu hadir nyaris tiap tahun, dan pendapatan tahunan yang besar mereka dapatkan.
Dikutip dari Guardian, pada tahun 2019 saja mereka mendapatkan dana dari sponsor sebesar 627 juta Pound. Meski begitu, MU saat ini masih menyisakan utang sebesar 511 juta Pound dan bunga sebesar 25 juta Pound.
![]() |
Meski begitu, pendapatan tahunan yang besar itu membuat keluarga Glazer santai-santai saja. Mereka selaku pemilik saham mayoritas bahkan masih mendapatkan dividen sebesar 18 juta Pound setahun (sekitar Rp 328 miliar). Selain itu, selaku jajaran direksi klub, Kelaurga Glazer yang terdiri dari enam bersaudara ini juga masih menerima gaji.
Selepas Fergie pensiun, MU hanya menjadi ladang uang bagi Keluarga Glazer. Mereka mempekerjakan Ed Woodward untuk menjalankan klub. Di bawah arahannya, MU menjadi institusi yang tak mempunyai gambaran jelas dalam membangun tim di lapangan. Akibatnya, prestasi besar pun urung singgah ke Old Trafford, seperti sekarang ini.
Simak Video "Video: Hojlund Selamatkan MU dari Kekalahan atas Bournemouth"
[Gambas:Video 20detik]
(adp/din)