.webp)
Kebijakan transfer Arsenal dipertanyakan bek legendaris, Tony Adams. The Gunners tak lagi punya ambisi untuk sukses di Liga Inggris.
Arsenal belum pernah lagi juara sejak musim 2003/2004 silam. Di musim itu, Arsenal juara dengan catatan tanpa kekalahan sepanjang musim, hingga mendapatkan julukan The Invincibles.
Sejak saat itu, klub London utara itu bersangsur-angsur menurun. Dari tim yang sekadar bersaing untuk finis empat besar, belakangan malah tak bisa masuk zona Liga Champions.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah tiga musim terakhir, Arsenal terlempar dari empat besar. Adams menyebut jika ada satu hal yang salah, itu adalah kebijakan transfer.
Arsenal punya rekam jejak menjual pemain-pemain terbaiknya seperti Robin van Persie, Ashley Cole, hingga Cesc Fabregas. Mereka juga tak cukup jor-joran merekrut pemain-pemain top.
"Orang-orang heboh soal Class of '92 (Manchester United), di Class of '83 kami dulu, kami punya enam pemain internasional di tim muda kami: Niall Quinn, Paul Merson, Michael Thomas, Rocky (David Rocastle), saya, dan Martin (Keown)," ungkap Adams dikutip Sky Sports.
"Tapi itu masih ditambah lagi dengan (anggota dewan direksi) Danny Fiszman menggelontorkan banyak uang ke klub di tahun 95, 96 dan kami saat itu mendapatkan pemain-pemain kelas dunia di Arsenal Football Club."
"Alex Ferguson dulu mendekati saya, tapi saya tak ingin pergi dan saya bilang ke Chairman 'Apakah kita punya ambisi di klub ini?' Dia bilang 'Jangan khawatir, kami menyuntikkan banyak uang dan kita akan mengejar gelar juara'."
"Saya bertahan dan sisanya adalah sejarah. Dennis (Bergkamp) datang, juga Nicolas Anelka, (Patrick) Vieira, Manu (Emmanuel Petit), Robert Pires. Kami punya lima juara dunia di tim. Itu sangat berbeda dengan klub saat ini dan saya rasa perekrutan di Arsenal selama beberapa tahun terakhir tidaklah bagus," imbuh pria yang memenangi empat titel Liga Inggris (2 di antaranya di era Premier League) ini.
(raw/nds)
