Raheem Sterling berharap Liga Inggris lebih banyak diisi pelatih berkulit hitam. Hal itu diakuinya sebagai bagian perjuangan melawan rasisme di sepakbola.
Sterling adalah salah satu pesepakbola yang paling vokal menentang rasisme. Sebagai pemain berkulit hitam, bintang Manchester City itu beberapa kali menjadi korban kekerasan rasial saat bertanding di lapangan, seperti saat dia diejek pendukung Chelsea pada 2018.
Pemain 25 tahun itu turut mendukung gerakan protes Black Lives Matter ketika kasus pembunuhan George Floyd, warga Afrika-Amerika yang dibunuh polisi Minneapolis, Amerika Serikat, menjadi perhatian internasional. Sterling dengan tegas menyebut rasisme sebagai wabah yang harus diberantas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pandangan Sterling, perang melawan rasisme tidak hanya bisa diselesaikan lewat aksi protes. Menurutnya, kaum berwarna dan kelompok minoritas lainnya juga harus dapat mengisi posisi strategis dalam bermasyarakat.
Salah satu yang menurutnya bisa dilakukan di ranah sepakbola adalah dengan memperbanyak perwakilan kulit hitam di jajaran manajerial semisal pelatih. Baginya, hal itu bisa mendorong perubahan terhadap masalah rasisme, sekaligus menciptakan kesempatan yang setara buat kaum minoritas di Inggris.
"Protes adalah awal yang bagus untuk membuat suara anda didengar, tetapi protes saja tidak akan membuat perubahan di negara ini. Sekarang waktunya berpikir bagaimana kita beralih dari sini dan menyoroti hal-hal yang perlu diubah, serta bertindak berdasarkan itu," kata Sterling kepada BBC.
"Contohnya saja staf pelatih yang anda lihat di klub-klub sepakbola: ada Steven Gerrard, Frank Lampard, Sol Campbell, dan Ashley Cole. Semuanya memiliki karier hebat dan bermain di Timnas Inggris dan pada saat bersamaan, mereka telah memiliki lencana kepelatihan di level tertinggi dan dua dari mereka yang belum diberi peluang adalah dua mantan pemain kulit hitam," Sterling menambahkan.
"Perubahan ini harus dibicarakan kepada orang-orang di Parlemen, orang-orang di hierarki klub, tim sepakbola di seluruh negeri, dan orang-orang di Timnas Inggris agar tercipta perubahan dan mereka memberikan peluang yang sama tidak hanya buat pelatih kulit hitam, tetapi juga untuk etnis lain yang berbeda,".
"Berikan kami pelatih berkulit hitam, bukan hanya pelatih namun juga orang-orang di bidangnya masing-masing agar mendapat kesempatan yang tepat. Saya merasa hal itu yang kurang di sini. Ini bukan hanya soal berlutut, melainkan juga tentang memberi setiap insan peluang yang pantas mereka dapatkan,".
"Ada sekitar 500 pemain di Premier League dan sepertiga dari mereka berkulit hitam, tetapi kami tak memiliki perwakilan kami dalam hierarki atau di staf kepelatihan. Tidak ada banyak sosok yang bisa kami hubungkan atau ajak bicara karenanya," demikian kata Sterling.
(bay/yna)