Pelecehan Rasial terhadap Wilfried Zaha, Bocah 12 Tahun Ditangkap

Pelecehan Rasial terhadap Wilfried Zaha, Bocah 12 Tahun Ditangkap

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Senin, 13 Jul 2020 07:45 WIB
LONDON, ENGLAND - APRIL 03: Wilfried Zaha of Crystal Palace looks on during the Premier League match between Tottenham Hotspur and Crystal Palace at Tottenham Hotspur Stadium on April 03, 2019 in London, United Kingdom. (Photo by Michael Regan/Getty Images)
Winger Crystal Palace Wilfried Zaha mengalami pelecehan rasial. (Foto: Michael Regan/Getty Images)
Jakarta -

Wilfried Zaha baru-baru ini mengungkap pelecehan rasial yang ia alami di media sosial. Terduga pelakunya telah ditangkap dan baru berusia 12 tahun.

Zaha mengunggah foto-foto pelecehan yang didapatkannya di DM Instagram itu di Twitter. Foto-foto itu diunggahnya pada Minggu (12/7/2020) lalu, dengan keterangan 'Bangun tidur dengan melihat hal ini hari ini'.

Cuitan itu ternyata langsung direspons oleh Kepolisian West Midlands. Mereka langsung menyelidiki kasus ini dan mendorong winger Crystal Palace itu untuk turut melaporkannya ke kantor polisi setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hai Wilfried, kami sedang mencari pemilik akun ini dan ingin mendorong Anda untuk melaporkannya ke kepolisian setempat juga," ungkap mereka.

ADVERTISEMENT

Tanpa butuh waktu lama, kepolisian rupanya telah mengidentifikasi terduga pelaku lalu langsung melakukan penangkapan dan menahannya. BBC melaporkan bahwa pelaku tersebut baru 12 tahun, yang tinggal di daerah Solihull.

"Kami sebelumnya mendapatkan informasi terjadinya serangkaian pesan rasialis yang dikirimkan ke seorang pesepakbola hari ini, dan setelah menyelidiki dan melakukan pengecekan, kami telah menangkap seorang anak laki-laki," tulis Kepolisian West Midlands di Twitter.

"Bocah 12 tahun dari Solihull telah dibawa ke tahanan. Terima kasih untuk semua pihak yang mengangkat isu ini. Rasisme tidak akan ditoleransi," demikian ungkap mereka.

Insiden pelecehan rasial ini sudah bikin Palace dan Premier League kesal. Manajer Palace Roy Hodgson menyebut tindakan pelaku sebagai aksi pengecut dan hina. Sementara otoritas Liga Inggris melabeli aksi itu 'sepenuhnya tidak bisa diterima'.

Insiden ini mencoreng kampanye Black Lives Matter yang sedang dijalankan oleh para pemain Premier League. Para pemain melakukan ritual berlutut sebelum pertandingan dimulai sejak musim dilanjutkan usai lockdown.




(raw/ran)

Hide Ads