Kisah Sedih Andrew Robertson dan Juergen Klopp

Kisah Sedih Andrew Robertson dan Juergen Klopp

Randy Prasatya - Sepakbola
Kamis, 30 Jul 2020 13:25 WIB
Soccer Football - Premier League - Liverpool v Manchester United - Anfield, Liverpool, Britain - December 16, 2018  Liverpool manager Juergen Klopp celebrates with Andrew Robertson at the end of the match   Action Images via Reuters/Carl Recine  EDITORIAL USE ONLY. No use with unauthorized audio, video, data, fixture lists, club/league logos or
Andrew Robertson dan Juergen Klopp saling berbagi cerita pengalaman kehilangan orang yang dicintai. (Foto: Carl Recine/Reuters)
Liverpool -

Andrew Robertson dan Juergen Klopp saling berbagi cerita pengalaman kehilangan orang yang dicintai. Begini kisahnya.

Celtic melepas Robertson dari dari akademi pada 2009. Situasi itu membuatnya sedih, namun bisa kembali bangkit dengan rasa percaya diri setelah mendapatkan kepercayaan dari bibinya.

Bek kiri yang kini berusia 26 tahun tersebut kemudian bergabung ke akademi Queen's Park. Debut profesional dia dapatkan di klub tersebut pada 2012 dan kemudian hengkang ke Dundee United pada 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karier Andrew Robertson di Dundee United terus menanjak, namun di saat itu pula dia kehilangan bibi karena meninggal dunia. Semusim di Dundee United, Robertson hengkang ke Hull City dan bergabung bersama Liverpool pada 2017 hingga meraih sukses besar dengan trofi-trofi keren: Liga Champions, Premier League, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.

"Aku anak yang normal berusia 15 tahun sehingga mungkin ada tangis, tetapi ibu dan ayah memberikanku kari favorit pada malam itu (ketika Celtic membiarkannya pergi)," kata Robertson di hadapan manajer Liverpool, Juergen Klopp, yang dikutip oleh Sky Sports.

ADVERTISEMENT

"Bibiku datang ke rumah dan dia berkata pada ibu, 'Aku beri tahu kamu , dia akan menjadi pesepakbola' dan itu adalah sesuatu yang selalu aku ingat," sambungnya.

"Ketika aku berada di Dundee United, pada Hari Natal, sayangnya dia meninggal. Dia adalah orang yang selalu mempercayaiku, itu sesuatu yang istimewa, bahkan ketika mungkin tidak ada yang percaya ketika aku masih muda."

"Tapi itu (bibi meninggal) adalah sesuatu yang sedikit menggangguku, dia tidak melihat aku mengangkat trofi Liga Champions, mengangkat trofi Premier League dan hal-hal lainnya seperti itu," Robertson menyesali.

Klopp juga punya kisah yang mungkin lebih sedih daripada anak asuhnya itu. Manajer asal Jerman tersebut kehilangan sang ayah di saat belum lama merintis karier menjadi juru taktik.

"Ayahku tidak pernah melihatku sebagai manajer. Dia meninggal empat bulan sebelum aku menjadi manajer," kata Klopp kepada Robertsons.

"Dia mendukungku mulai dari karier (sebagai pemain), dengan kritik yang sangat keras dan hal-hal seperti ini, tetapi sekarang karierku yang sesungguhnya, dia tidak pernah lihat. Itu adalah hal sulit setiap waktu," Klopp melanjutkan.

Perbincangan antara Andrew Robertson dengan Juergen Klopp didokumentasikan dalam sebuah video yang difilmkan. Nantinya bakal ditampilkan pada final Piala FA yang mempertemukan Arsenal vs Chelsea di Wembley akhir pekan ini.

Video tersebut dibuat untuk kampanye 'Heads Up', yang dipelopori oleh Pangeran William, sekaligus inisiatif kolaborasi antara The Royal Foundation dan FA. Ada pula beberapa pemain dan manajer dari Premier League yang ikut berbagi kisah tentang kesehatan mental sebagai bagian dari kampanye 'Heads Up'.




(ran/krs)

Hide Ads