Alexis Sanchez Disebut Serakah Usai Serang Man United

Alexis Sanchez Disebut Serakah Usai Serang Man United

Okdwitya Karina Sari - Sepakbola
Jumat, 04 Sep 2020 23:30 WIB
MILAN, ITALY - JANUARY 29:  Alexis Sanchez of FC Internazionale looks on during the Coppa Italia Quarter Final match between FC Internazionale and ACF Fiorentina at San Siro on January 29, 2020 in Milan, Italy.  (Photo by Emilio Andreoli/Getty Images)
Alexis Sanchez dikecam mantan bintang Arsenal setelah mengatakan tidak betah di Manchester United usai baru melakoni sekali latihan. (Foto: Getty Images/Emilio Andreoli)
London -

Alexis Sanchez dikecam mantan bintang Arsenal, Ray Parlour. Sanchez disebut serakah dan seharusnya memiliki mentalitas yang lebih tangguh.

Bintang sepakbola Chile itu baru saja mengungkapkan unek-uneknya saat masih memperkuat Manchester United. Sanchez mengatakan, dia langsung tidak betah di klub hanya setelah melakoni satu sesi latihan.

Karier Sanchez di Old Trafford memang periode untuk dilupakan. Sanchez digaet dari Arsenal pada Januari 2018 dengan gaji fantastis sebesar GBP 560.000 per pekan (nyaris Rp 11 miliar). Namun, dia terus-terusan dibekap cedera dan kesulitan beradaptasi sehingga hanya membuat 45 penampilan dengan sumbangan lima gol dan sembilan assist.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanchez kemudian dipinjamkan ke Inter Milan pada musim panas 2019. Dia sukses mencetak sembilan gol dan 10 assist yang membantu Nerazzurri finis runner-up Serie A dan menjadi finalis Liga Europa, sebelum akhirnya kontraknya dipermanenkan.

"Saya tidak percaya Anda ingin meninggalkan sebuah klub setelah satu sesi latihan," sembur Parlour kepada TalkSPORT. "Bagaimana bisa itu terjadi?! Anda mestinya memberi diri Anda sendiri sebuah kesempatan; itu kan sebuah lingkungan yang baru dan cara latihan yang berbeda daripada di Arsenal."

ADVERTISEMENT

"Tapi dia kan dibayar GBP 560.000 sepekan dan dia langsung ingin pergi? Anda harus kerja keras dong," lanjut anggota skuad Invincibles Arsenal itu.

Selain Man United, Sanchez juga diburu Manchester City. Namun, the Citizens akhirnya mundur dari persaingan karena tidak mampu bersaing dalam aspek finansial, termasuk tawaran gaji. Sampai kini tidak sedikit yang memprediksi bahwa Sanchez mungkin saja akan memiliki karier yang lebih baik seandainya berlabuh ke Etihad.

"Kenapa dia begitu serakah? Kalau dia betul-betul ingin bermain untuk Man City, kenapa dia tidak memangkas gajinya dan bilang, 'Aku akan bergabung dengan bayaran GBP 250.000 per pekan?' Dia bisa kan hidup dengan gaji GBP 250.000 sepekan? Dia memperoleh GBP 560.000 per pekan ketika dia bergabung Manchester United. Itu ngeri," lanjut Parlour.

"Bagaimana Anda bisa bilang, sebagai seorang pemain, ketika Anda muncul di klub lalu Anda ingin pergi di hari berikutnya? Itu tidak benar. Mentalitas seperti itu seharusnya tidak dimiliki seorang pemain bola," ketus dia.

"Anda mestinya bilang, 'Ini adalah Manchester United, salah satu klub terbesar di dunia, dan aku harus berjuang untuk posisiku dan memastikan aku berusaha untuk tampil seperti saat masih di Arsenal. Mungkin sepakbolanya beda, mungkin tidak cocok untuk dia tapi Anda harus mencoba dan memenangkan fans, memenangkan para pemain, semuanya. Dan itulah yang tidak dia lakukan," simpul Parlour akan kiprah Alexis Sanchez di Man United.




(rin/aff)

Hide Ads