Preview Liga Inggris 2020/2021: MU, Mau Jadi 'Robin Hood' Lagi?

Preview Liga Inggris 2020/2021: MU, Mau Jadi 'Robin Hood' Lagi?

Yanu Arifin - Sepakbola
Rabu, 09 Sep 2020 16:10 WIB
LEICESTER, ENGLAND - JULY 26: Jesse Lingard of Manchester United celebrates scoring his sides second goal during the Premier League match between Leicester City and Manchester United at The King Power Stadium on July 26, 2020 in Leicester, England.Football Stadiums around Europe remain empty due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in all fixtures being played behind closed doors. (Photo by Oli Scarff/Pool via Getty Images)
Manchester United kerap tampil tidak konsisten di musim lalu. (Foto: Getty Images/Pool)
Jakarta -

Manchester United kerap merepotkan tim besar, namun malah kehilangan poin dari tim kecil. Di Liga Inggris 2020/2021, Setan Merah mau jadi 'Robin Hood' lagi?

MU punya anomali yang unik di Liga Inggris 2019/2020. Pasukan Ole Gunnar Solskjaer itu punya inkonsistensi penampilan.

Paul Pogba dkk begitu garang jika menghadapi tim raksasa. Tercatat, MU punya rasio kekalahan yang lebih sedikit, dari jumlah kemenangannya, saat menghadapi anggota Big Six.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai catatan, MU menang dua kali dari Chelsea (4-0 dan 2-0), dua kali dari Manchester City (2-1 dan 2-0), dua kali dari Leicester City (1-0 dan 2-0), dan Tottenham Hotspur sekali dengan skor 2-1.

Sementara MU cuma tersandung sekali saat menghadapi Liverpool dan Tottenham, dengan ditahan 1-1, serta kalah dari Arsenal dan Liverpool dengan masing-masing skornya 2-0.

ADVERTISEMENT

Performa MU, yang bisa mengimbangi kekuatan raksasa Liga Inggris lainnya, justru tak berlanjut ketika menghadapi tim papan tengah dan bawah. Bak Robin Hood, The Red Devils membuang-buang kans meraih banyak poin kepada tim kecil.

Sekadar contoh, MU sempat kalah dari Watford 2-0, digebuk Burnley 0-2, West Ham United 0-2, Bournemouth 0-1, Crystal Palace 1-2. Sementara hasil imbang sempat ditelan ketika menghadapi Southampton (1-1 dan 2-2), Wolverhampton Wanderers (1-1), Sheffield United (3-3) dan Aston Villa (2-2).

Kehilangan poin itu membuat MU sempat tercecer keluar lima besar di klasemen Liga Inggris. Baru di paruh kedua, penampilan MU mulai membaik, seiring kedatangan Bruno Fernandes.

MU tak terkalahkan di 14 laga terakhir Liga Inggris, atau sejak sebelum kompetisi ditangguhkan akibat pandemi corona. Rinciannya, MU menang 9 kali dan lima kali berimbang. Hingga akhirnya di akhir musim, MU bisa finis di empat besar klasemen Liga Inggris.

Menyambut musim 2020/2021, MU sendiri tak banyak membuat perombakan skuad. Di bursa transfer, Solskjaer baru ketambahan dua pemain, yakni memulangkan kiper Dean Henderson dari Sheffield, dan merekrut gelandang Donny van de Beek.

Sisanya, MU masih mengandalkan duo Anthony Martial dan Marcus Rashford di lini depan, serta Bruno Fernandes, Paul Pogba, dan Nemanja Matic di tengah. Di lini belakang, MU juga masih diperkuat Harry Maguire, yang sempat berkasus dengan polisi di Yunani, Victor Lindelof, dan Eric Bailly.

Din Liga Inggris 2020/2021, konsistensi MU diharapkan lebih terjaga. Hal itu juga yang menjadi sorotan Solskjaer, sebab persaingan bakal ketat dengan persiapan para rival.

"Kami memiliki tim muda, beberapa pertandingan menunjukkan kelompok pemain ini masih harus belajar dan mendapatkan konsistensi dalam permainan mereka," kata Solskjaer.

"Sejak Februari kami tampil luar biasa. Kami telah menempuh jarak yang cukup jauh. Menyenangkan bekerja dengan para pemain, tetapi Anda bisa melihat pada akhirnya, kaki dan pikiran yang lelah. Kami pasti perlu meningkatkan diri untuk naik ke atas klasemen dan membuat langkah," jelasnya, seperti dilansir AS.

Sementara para rival mempersiapkan diri dengan baik. Chelsea yang merekrut Willian dan Gabriel, Chelsea jor-joran belanja pemain dari Hakim Ziyech, Timo Werner, Kai Havertz, Ben Chilwell, hingga Thiago Silva. Adapun City mendatangkan Ferran Torres dan Nathan Ake, sementara juara bertahan Liverpool baru merekrut bek Kostas Tsimikas.

Jika di musim 2020/2021 MU tak lagi menjadi 'Robin Hood' atau kerap tersandung dari tim kecil, maka raihan poinnya bisa saja bersaing dengan para rival sejak awal musim. Pertanyaannya, mampukah MU konsisten?




(yna/aff)

Hide Ads