Premier League Kehilangan Rp 13,4 T Musim Lalu Akibat Pandemi

Premier League Kehilangan Rp 13,4 T Musim Lalu Akibat Pandemi

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Kamis, 10 Sep 2020 06:00 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 29: Pierre-Emerick Aubameyang of Arsenal  celebrates after scoring his teams first goal  during the FA Community Shield final between Arsenal and Liverpool at Wembley Stadium on August 29, 2020 in London, England. (Photo by Justin Tallis/ pool via Getty Images)
Premier League kehilangan 700 juta paun di musim 2019/2020 lalu akibat pandemi. (Foto: Getty Images/Pool)
Jakarta -

Premier League mengungkapkan hilangnya pemasukan sebesar 700 juta paun musim lalu gegara pandemi. Kini operator Liga Inggris itu mencanangkan tiga target.

Pandemi virus corona turut mengganggu jalannya Liga Inggris 2019/2020 lalu. Kompetisi sempat berhenti tiga bulan sedari Maret-Juni karena pemerintah Inggris menetapkan lockdown.

Selepas pelonggaran lockdown, kompetisi dilanjutkan namun dengan protokol ketat. Pertandingan digelar secara tertutup, yang berdampak besar secara finansial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CEO Premier League Richard Masters mengungkapkan ada 700 juta paun yang hilang di seperempat akhir musim lalu, alias Rp 13,49 triliun. Tapi itu juga belum menghitung hilangnya perputaran uang di level komunitas lokal dan nasional.

Kini Premier League menargetkan untuk membawa fans kembali, yang paling cepat baru bisa diwujudkan pada bulan Oktober. Selain itu dua target lainnya adalah menuntaskan 380 pertandingan musim 2020/2021 tepat waktu dan membuat ekonomi liga kembali sehat sepenuhnya.

ADVERTISEMENT

"Ini bukan cuma soal hilangnya pemasukan hari pertandingan. Setiap laga Premier League rata-rata menghasilkan 20 juta paun untuk ekonomi lokal maupun nasional, jadi kami ingin memainkan peran untuk membantu pemulihan ekonomi juga," kata Masters dikutip BBC.

"Saya rasa mungkin ada persepsi bahwa finansial Premier League bisa bertahan dari situasi apapun. Tapi kalau Anda kehilangan 700 juta dari anggaran yang direncanakan, itu akan berdampak dan klub-klub harus membuat sejumlah keputusan sulit."

"Itulah sebabnya penting buat kami fokus ke tiga target tersebut dan tentunya semua orang berharap bahwa dari musim depan, kita bisa ke situasi normal sepenuhnya. Tapi memang tantangannya besar ke depannya."

"Isu-isu finansial itu sangat nyata, mereka ada, ketidakpastian ekonomi ada di hadapan kita, dan kita cuma harus punya rencana yang jelas dan mengikutinya," tambahnya.




(raw/mrp)

Hide Ads