'Kai Havertz adalah Johan Cruyff di Era Modern'

'Kai Havertz adalah Johan Cruyff di Era Modern'

Adhi Prasetya - Sepakbola
Sabtu, 26 Sep 2020 06:20 WIB
LONDON, ENGLAND - SEPTEMBER 20: Kai Havertz of Chelsea looks on during the Premier League match between Chelsea and Liverpool at Stamford Bridge on September 20, 2020 in London, England. (Photo by Michael Regan/Getty Images)
Havertz disamakan dengan Cruyff. Foto: Getty Images/Michael Regan
Jakarta -

Kai Havertz baru saja mencetak hat-trick bersama Chelsea. Ia pun digadang-gadang memiliki kualitas sehebat legenda sepakbola Belanda, Johan Cruyff.

Di putaran ketiga Piala Liga Inggris, Kamis (24/9) dini hari WIB, Chelsea menang telak 6-0 atas klub divisi dua, Barnsley. Havertz menjadi bintang di laga itu dengan tiga golnya.

Tak hanya mencetak gol, pemain yang baru dibeli dari Bayer Leverkusen itu betul-betul tampil menonjol saat menyerang maupun bertahan. Di laga tersebut, ia melepaskan empat tembakan ke gawang dan melancarkan lima tekel, salah satunya berperan dalam terciptanya gol keempat Chelsea yang dicetak Ross Barkley.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampilan itu seolah menjawab kritik padanya di dua laga sebelumnya melawan Brighton & Hove Albion dan Liverpool, di mana Havertz gagal tampil bersinar. Banderol lebih dari 70 juta Pound yang disematkan kepadanya perlahan mulai terbayar.

Pelatih kenamaan asal Jerman, Ralf Rangnick, yakin apa yang ditunjukkan Havertz hanyalah permulaan. Ia yakin pemain 21 tahun itu masih bisa jauh lebih bersinar.

ADVERTISEMENT

"Saya tak ragu dia akan sukses secara berkelanjutan dan dia akan menjadi salah satu pemain terbaik dalam 2-3 tahun ke depan," kata Rangnick kepada Sky Sports.

LONDON, ENGLAND - SEPTEMBER 23: Kai Havertz of Chelsea runs with the ball during the Carabao Cup third round match between Chelsea and Barnsley at Stamford Bridge on September 23, 2020 in London, England. Football Stadiums around United Kingdom remain empty due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in fixtures being played behind closed doors. (Photo by Neil Hall - Pool/Getty Images)Havertz (kanan) mencetak hat-trick perdana dalam kariernya saat berseragam Chelsea. Foto: (Getty Images/Pool)

"Mungkin dia perlu beberapa pekan untuk menyesuaikan diri karena dia memiliki latar belakang keluarga yang fantastis. Saya tahu itu karena saat masih di RB Leipzig saya pernah mencoba merekrutnya tapi dia berkomitmen kepada Bayer Leverkusen."

"Dia adalah salah satu pemain yang tak saya temukan kelemahannya dalam permainan. Dia seperti Johan Cruyff, tapi lebih modern. Dia bisa mencetak gol, bisa juga memberikan assist."

"Dia bisa bermain sebagai nomor 9 atau antara 9 dan 10. Saya tak melihatnya sebagai seorang winger, tapi di area lapangan tengah, dia benar-benar berharga. Saya yakin transfernya akan menjadi kisah sukses untuk Chelsea dan dia sendiri."

Dutch footballer Johan Cruyff (1947 - 2016) of Dutch team Ajax Amsterdam, in Wembley Stadium, London, UK, 1st June 1971.  (Photo by R. Powell/Daily Express/Getty Images)Cruyff sewaktu muda. Ia terkenal sebagai salah satu pemain dan pelatih terbaik di dunia. Foto: R. Powell/Daily Express/Getty Images

"Posisi terbaiknya adalah sebagai pemain nomor 10, atau dalam formasi 4-3-3, dia bisa dipasang sebagai pemain nomor 8. Dia benar-benar versatile, gelandang serang yang nyaris komplet, dan memiliki radar yang kuat untuk mencetak gol serta assist," pungkas Rangnick, memuji Kai Havertz.

Penampilan apik Havertz akan kembali ditunggu saat Chelsea bertandang menghadapi West Bromwich Albion di pekan ketiga Liga Inggris, Sabtu (26/9) pukul 23.30 WIB. Laga itu bisa disaksikan di Mola TV lewat link berikut ini.




(adp/ran)

Hide Ads