Para Manajer Liga Inggris Kompak Keluhkan Larangan 5 Pergantian Pemain

Para Manajer Liga Inggris Kompak Keluhkan Larangan 5 Pergantian Pemain

Adhi Prasetya - Sepakbola
Sabtu, 31 Okt 2020 06:40 WIB
LONDON, ENGLAND - AUGUST 21:  The fourth official displays the electronic substitution board during the Premier League match between West Ham United and AFC Bournemouth at London Stadium on August 21, 2016 in London, England.  (Photo by Mike Hewitt/Getty Images)
Liga Inggris enggan menerapkan aturan pergantian 5 pemain seperti liga-liga top Eropa lainnya. Foto: Mike Hewitt/Getty Images
Jakarta -

Badai cedera mulai menerpa klub-klub Liga Inggris. Sejumlah manajer tim mulai mempertanyakan kebijakan yang hanya memperbolehkan tiga pergantian pemain.

Pada Agustus lalu, klub-klub Premier League sepakat untuk menerapkan aturan tiga pergantian pemain saja, meski aturan FIFA mengizinkan hingga lima kali subtitusi di musim 2020-21.

Saat liga-liga top Eropa seperti LaLiga, Bundesliga, dan Serie A masih menerapkannya, Inggris enggan melakukan hal serupa. Alasannya, jumlah pergantian pemain yang terlalu banyak hanya akan memberikan keuntungan pada klub-klub besar, yang umumnya memiliki kedalaman skuad yang bagus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktanya, kini klub-klub papan tengah pun kesulitan. Jadwal padat musim ini, imbas dari molornya jadwal musim lalu akibat pandemi COVID-19, membuat para pemain mulai kelelahan dan cedera.

Situs Premierinjuries mencatat bahwa hingga Jumat (30/10/2020), ada 91 pemain yang saat ini harus menepi dari lapangan hijau. Everton menjadi yang paling menderita, di mana 9 pemainnya harus masuk ruang perawatan.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya ada Liverpool, yang harus kehilangan 7 pemain tim utama. Fulham, Crystal Palace, Leicester City, dan Brighton & Hove Albion menyusul di urutan berikutnya, masing-masing memiliki 6 pemain cedera.

Manchester City, Manchester United, dan Arsenal 'kompak' memiliki 5 pemain cedera di setiap tim. Melihat hal ini, banyak para manajer yang mulai mengeluh.

"Ini bukan tentang satu klub saja. Di Premier League musim ini, para pemain memiliki cedera otot 47 persen lebih banyak dibandingkan musim lalu di periode yang sama, akibat minimnya persiapan untuk mayoritas tim dan jumlah laga yang padat," kata manajer Manchester City Pep Guardiola, dikutip BBC.

LIVERPOOL, ENGLAND - OCTOBER 17: Virgil van Dijk of Liverpool comes off due to an injury during the Premier League match between Everton and Liverpool at Goodison Park on October 17, 2020 in Liverpool, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Laurence Griffiths/Getty Images)Virgil Van Dijk hampir dipastikan absen selama semusim ke depan karena cedera. Foto: Getty Images/Laurence Griffiths

"Semua liga - Jerman, Spanyol, di mana pun - membolehkan lima pergantian untuk melindungi pemain, bukan melindungi kepentingan klub."

"Semoga mereka (otoritas Premier League) bisa mempertimbangkan kembali dan mengikuti liga-liga lain, karena kami harus menyesuaikan diri di tengah pandemi kali ini," jelas manajer asal Spanyol itu.

Sebelumnya, Ole Gunnar Solskjaer (MU) juga mempertanyakan hal serupa. Frank Lampard (Chelsea), Juergen Klopp (Liverpool), Carlo Ancelotti (Everton), hingga Steve Bruce (Newcastle United) pun demikian.

"Setelah jeda internasional, kami hanya punya satu laga per pekan, jadi kondisinya tak buruk-buruk amat. Tapi untuk tim-tim yang berkompetisi di kejuaraan antar klub Eropa, jadwalnya betul-betul sibuk, dan ada banyak cedera karenanya," kata Ancelotti.

"Jadwal October sudah seperti Desember dan kondisi di bulan November juga mirip dengan di bulan Desember. Lalu jadwal Desember ya tetap seperti sebelumnya, itu artinya kami sudah punya intensitas kerja yang amat padat," keluh Klopp.




(adp/pur)

Hide Ads