Bukan Cavani yang Rasialis, tapi FA Inggris

Bukan Cavani yang Rasialis, tapi FA Inggris

Randy Prasatya - Sepakbola
Selasa, 05 Jan 2021 06:40 WIB
LIVERPOOL, ENGLAND - DECEMBER 23: Edinson Cavani of Manchester United celebrates after scoring their teams first goal during the Carabao Cup Quarter Final match between Everton and Manchester United at Goodison Park on December 23, 2020 in Liverpool, England. A limited number of fans (2000) are welcomed back to stadiums to watch elite football across England. This was following easing of restrictions on spectators in tiers one and two areas only. (Photo by Clive Brunskill/Getty Images)
Asosiasi Sepakbola Uruguay (AFU) melancarkan kritik keras kepada FA Inggris. Hal itu dipicu dari sanksi kepada Edinson Cavani yang dianggap rasialis. (Foto: Getty Images/Clive Brunskill
Jakarta -

Asosiasi Pemain Sepakbola Uruguay (AFU) melancarkan kritik keras kepada FA Inggris. Hal itu dipicu dari sanksi kepada Edinson Cavani yang dianggap rasialis.

Striker Manchester United itu dinyatakan bersalah oleh Federasi Sepakbola Inggris (FA). Cavani menggunakan kata 'Negrito' dalam postingan di media sosialnya pada bulan lalu.

Padahal, Cavani tidak bermaksud menghina. Dia justru menggunakan kata tersebut untuk menyapa orang-orang yang memberi selamat padanya, seusai menjadi pahlawan kemenangan MU 3-2 atas Southampton. Dia ketika itu mencetak dua gol, salah satunya terjadi saat injury time.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Uruguay atau Amerika Latin, kata 'Negrito' biasa dipakai untuk menyapa orang dekat. Namun, Cavani tetap bersalah karena dianggap tak menyesuaikan diri dengan budaya dan kultur sepakbola Inggris, yang mengkategorikan kata tersebut sebagai hinaan kepada warga kulit hitam.

Akibatnya, hukuman larangan tampil sebanyak tiga laga dijatuhkan kepadanya. Mantan striker Paris Saint-Germain itu terpaksa memperpanjang masa liburnya di awal tahun, dan baru bisa tampil lagi saat melawan Burnley di Liga Inggris pada 13 Januari 2021.

ADVERTISEMENT

Pihak AFU tak senang dengan keputusan FA Inggris. Melalui keterangan pers yang dibagikan lewat Twitter, AFU justru merasa FA Inggris yang sudah bertindak rasialis karena secara tak langsung merendahkan budaya negara lain.

"Kami harus mengutuk tindakan sewenang-wenang Asosiasi Sepakbola Inggris. Jauh dari mengutuk rasisme, FA Inggris sendiri telah melakukan tindakan diskriminatif terhadap budaya dan cara hidup masyarakat Uruguay," demikian pernyataan dari keterangan AFU.

"Sanksi tersebut menunjukkan pandangan bias, dogmatis, dan etnosentris FA Inggris yang memungkinkan terciptanya interpretasi subjektif termasuk kesimpulan secara khusus, betapapun cacatnya itu."

"Edinson Cavani tidak pernah melakukan tindakan apapun yang dapat diartikan sebagai rasisme. Dia hanya menggunakan ungkapan umum di Amerika Latin untuk menyapa orang yang dicintai atau teman dekat dengan hangat."

"Untuk semua alasan yang dijelaskan sebelumnya, kami meminta FA untuk segera membatalkan sanksi yang dijatuhkan pada Edinson Cavani, juga mengembalikan nama baik dan reputasinya yang telah ternoda secara tidak adil di hadapan dunia oleh keputusan tercela ini.

"Kami menyatakan bahwa penafsiran yang ada di kepala para FA Inggris adalah tindakan yang benar-benar diskriminatif, yang sangat tercela dan bertentangan dengan budaya Uruguay. (FA) tidak hanya menghukum satu orang, tetapi juga seluruh budaya kami, cara hidup kami, yang benar-benar merupakan tindakan diskriminatif dan rasisme," tutup keterangan AFU.




(ran/bay)

Hide Ads