Performa Liverpool di awal tahun ini begitu memprihatinkan, salah satunya di lini serang. Bayangkan hanya satu gol dibuat di kandang dari ratusan peluang. Duh!
Liverpool melanjutkan catatan buruknya saat menjamu Fulham di Anfield, Minggu (8/3/2021) malam WIB. Meski dominan menguasai bola, Liverpool kesulitan menciptakan peluang emas di depan gawang Fulham,
Fulham justru lebih mematikan lewat serangan balik dan bahkan mencuri satu gol di menit ke-42 lewat Mario Lemina. Liverpool yang berupaya mencari gol balasan di babak kedua tak mampu menjebol jala Alphonse Areola.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal Liverpool punya 16 attempts sepanjang 90 menit, tapi hanya tiga yang on target. Sementara itu, Fulham juga punya tiga shot on target dari total 10. Mohamed Salah, Diogo Jota, dan bahkan Sadio Mane yang dimainkan di babak kedua juga mati kutu menghadapi pertahanan tim tamu.
Kekalahan ini jadi yang keenam beruntun diderita Liverpool di kandang sendiri, sekaligus yang kedelapan dari 10 pertandingan terakhirnya di Liga Inggris. Catatan yang sangat buruk untuk tim sekelas Liverpool, yang berstatus juara bertahan.
Baca juga: Duh, Liverpool... Mentalmu Itu lo! |
Padahal Liverpool sebenarnya tampil dominan setiap bermain di kandang, setidaknya sedari awal tahun ini. Ada total 101 attempts dibuat dengan ekspektasi gol 7,5, sayangnya hanya satu yang berujung gol dan itu pun dari titik putih, Mohamed Salah saat takluk 1-4 dari Manchester City.
Tumpulnya lini serang memang jadi alasan Liverpool bisa seburuk ini. Hanya Salah yang sejauh ini masih rutin bikin gol, meski dia pun tidak tajam-tajam amat karena cuma membuat empat gol dari 14 pertandingan terakhirnya.
Sementara, Mane sejak Oktober lalu cuma bikin tiga gol atau setengah dari total tujuh golnya, Roberto Firmino malah baru bikin enam gol sejauh ini. Absennya Diogo Jota selama dua bulan lebih dianggap jadi penyebabnya.
Sejak mencukur Crystal Palace 7-0, Liverpool memang cuma bikin delapan gol dari 14 pertandingan. Maka masalah besar itu harus segera dicari solusinya oleh Juergen Klopp selaku manajer, jika tak ingin gagal finis empat besar musim ini.
"Pada akhirnya kami tidak bisa bikin meski telah bereaksi setelah kebobolan. Itu jadi masalah besar," ujar Klopp kepada Sky Sports.