Dear Mourinho, Trio Basoka Jadi Starter tapi kok Main Bertahan?

Dear Mourinho, Trio Basoka Jadi Starter tapi kok Main Bertahan?

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Senin, 15 Mar 2021 16:50 WIB
LONDON, ENGLAND - MARCH 14: Harry Kane of Tottenham Hotspur looks dejected during the Premier League match between Arsenal and Tottenham Hotspur at Emirates Stadium on March 14, 2021 in London, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Nick Potts - Pool/Getty Images)
Pendekatan dan taktik Tottenham Hotspur melawan Arsenal dipertanyakan. (Foto: Getty Images/Pool)
Jakarta -

Taktik dan pendekatan Tottenham Hotspur saat takluk dari Arsenal dipertanyakan. Salah satu trio tertajam di Eropa, Trio Basoka, turun sebagai starter hanya untuk main pasif.

Tottenham Hotspur takluk 1-2 dari Arsenal di Emirates Stadium, Minggu (14/3/2021) malam WIB pada lanjutan Liga Inggris. Sempat memimpin lewat Erik Lamela, Spurs lantas bobol dua kali oleh Martin Odegaard dan Alexandre Lacazette.

Meski mencetak gol lebih dulu, Tottenham sudah tertekan sejak sepak mula. Arsenal lebih banyak menguasai bola, bahkan mencatatkan 10 percobaan dengan satu yang on target dan dua peluang membentur tiang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banner Arsenal vs Tottenham

Dalam periode yang sama, The Lilywhites cuma melepaskan satu tembakan yang berbuah gol. Kendati efektif, namun ini kurang lebih menunjukkan bahwa Tottenham cukup kesulitan mengembangkan permainan.

Mantan gelandang Tottenham Hotspur Jermaine Jenas menyoroti pendekatan dan taktik Jose Mourinho di laga kali ini. Ia mempertanyakan niatnya menurunkan Harry Kane, Gareth Bale, dan Son Heung-min, plus Lucas Moura di posisi nomor 10, sebagai starter namun menerapkan pendekatan defensif alih-alih mencoba mengontrol laga.

ADVERTISEMENT

Tottenham juga seharusnya bisa percaya diri mengingat mereka adalah tim tertajam kedua di lima liga top Eropa setelah Bayern Munich, setelah menembus 100 gol musim ini. Sebagai catatan, menuju derby London utara malam tadi, trio Basoka yakni Bale, Son, dan Kane sudah mencetak total 34 gol berbanding 35 gol milik seluruh tim Arsenal.

"Memasuki derby dengan mentalitas seperti yang saya lihat dari seluruh tim Spurs di babak pertama itu cari masalah, sih. Mereka di sana untuk ditaklukkan, sesimpel itu," ungkap Jermaine Jenas dalam kolomnya di BBC.

"Saya tak melihat ada gunanya menurunkan Harry Kane, Gareth Bale, Son Heung-min, dan Lucas Moura di lapangan kalau cuma mau menunggu lawan dan membiarkan mereka mengontrol pertandingan, seperti yang mereka lakukan."

"Satu hal yang Anda selalu coba lakukan di situasi-situasi seperti ini adalah membiarkan lawan tahu siapa bosnya di lapangan. Hal terakhir yang ingin Anda lakukan adalah membiarkan mereka membangun kepercayaan diri, tapi Spurs melakukannya."

"Di awal laga, Arsenal memainkan satu, dua umpan, lalu tiga umpan. Dan Anda bisa melihat mereka berpikir 'Ya, ini rasanya enak.' Tidak ada yang menghentikan mereka," imbuh mantan pemain tim nasional Inggris tersebut.

Jenas menyebut sektor kanan Tottenham yang dihuni Bale dan Matt Doherty jadi sasaran empuk untuk Arsenal. Sebab Bale pada dasarnya bukan tipe pemain yang semestinya diberi tugas untuk membantu pertahanan.

"Saya bisa duduk santai di sini dan mengatakan sisi Bale dan Matt Doherty di kanan itu lemah, dan ya, di sanalah Arsenal bersenang-senang saat menyerang," sambungnya.

"Tapi Bale kan tidak di lapangan untuk bertahan. Dia ada di sana untuk menyerang dan mewujudkan sesuatu, dan itu adalah hal lain yang menurut saya hilang dari babak pertama," tulis Jenas.

(raw/krs)

Hide Ads