Sebuah Refleksi Perjalanan Karier Mason Mount

Sebuah Refleksi Perjalanan Karier Mason Mount

Yanu Arifin - Sepakbola
Minggu, 06 Jun 2021 10:00 WIB
LONDON, ENGLAND - MAY 12: Mason Mount of Chelsea during the Premier League match between Chelsea and Arsenal at Stamford Bridge on May 12, 2021 in London, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Gelandang Chelsea, Mason Mount. (Foto: Catherine Ivill/Getty Images)
London -

Mason Mount meneguk sukses bersama Chelsea musim ini, dengan mempersembahkan trofi Liga Champions. Inilah refleksi perjalanan karier gelandang Inggris itu.

Mount menuai sukses di musim keduanya membela tim senior Chelsea secara penuh. Ia menjadi pemain inti The Blues sepanjang musim 2020/2021.

Pemain kelahiran Portsmouth itu tampil sebanyak 54 kali musim ini. Meski manajer berganti dari Frank Lampard, ke Thomas Tuchel di pertengahan musim, peran Mount tak tergantikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 9 gol Mount persembahkan untuk Chelsea. Hasilnya, Si Biru bisa finis di empat besar klasemen Liga Inggris, menjadi runner up Piala FA, dan terakhir memenangkan trofi Liga Champions.

Chelsea's Mason Mount after scoring his side's opening goal during the English Premier League soccer match between Liverpool and Chelsea at Anfield stadium in Liverpool, England, Thursday, March 4, 2021. (Phil Noble, Pool via AP)Mason Mount saat merayakan gol ke gawang Liverpool di pertandingan Liga Inggris beberapa waktu lalu. (Foto: Phil Noble/AP)

Di Liga Champions, Mount berperan penting dalam menghadirkan gelar kedua Chelsea di kompetisi itu. Assist-nya kepada Kai Havertz, memastikan timnya menang 1-0 atas Manchester City di final, Minggu (30/5/2020).

ADVERTISEMENT

Bagi pemain semuda Mount, meraih trofi Liga Champions jelas jadi capaian besar. Apalagi mengingat perjalanan kariernya tak mudah sebelumnya.

Mason Mount membela Chelsea sejak 2005, dan baru naik ke tim senior pada 2017. Setelahnya, ia pun tak langsung masuk tim inti.

PORTO, PORTUGAL - MAY 29: Antonio Ruediger and Cesar Azpilicueta of Chelsea celebrate with the Champions League Trophy alongside teammates Olivier Giroud, Marcos Alonso, Reece James and Mason Mount following their team's victory during the UEFA Champions League Final between Manchester City and Chelsea FC at Estadio do Dragao on May 29, 2021 in Porto, Portugal. (Photo by David Ramos/Getty Images)Mason Mount (kanan) dan rekan-rekannya mengangkat trofi Liga Champions. (Foto: David Ramos/Getty Images)

Mount lebih dulu dipinjamkan ke Vitesse pada musim 2017/2018, kemudian dipinjamkan lagi ke Derby County semusim berselang. Ia baru benar-benar dipanggil membela tim senior Chelsea pada musim 2019/2020, dan terus menjadi andalan hingga saat ini.

Mount pun merefleksi perjalanan kariernya di Chelsea, yang sebelumnya lebih banyak berkutat di bangku akademi. Semua itu, menurutnya, menjadi pelajaran berharga buatnya.

"Sungguh istimewa bagi saya untuk melewati perjalanan panjang, yang telah saya jalani dan sekarang berada di tim utama," kata Mount, di situs resmi klub.

"Tanpa Akademi, saya tidak akan duduk di sini sekarang. Jadi bagi saya, bisa memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Tahun ini, saya akan mempersembahkannya buat mereka."

"Itu karena mereka saya bisa sampai di sini. Ini adalah perjalanan yang gila dan mereka telah hidup bersama saya melaluinya," terangnya.

Penampilan apiknya di Chelsea, juga membawanya dipanggil Timnas Inggris. Mason Mount kini jadi bagian skuad The Three Lions di Euro 2020.

(yna/ran)

Hide Ads