Lagi-lagi Pembelian Panik, Arsenal

Lagi-lagi Pembelian Panik, Arsenal

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Rabu, 25 Agu 2021 10:00 WIB
LONDON, ENGLAND - APRIL 03: Mikel Arteta, Manager of Arsenal looks on during the Premier League match between Arsenal and Liverpool at Emirates Stadium on April 03, 2021 in London, England. Sporting stadiums around the UK remain under strict restrictions due to the Coronavirus Pandemic as Government social distancing laws prohibit fans inside venues resulting in games being played behind closed doors. (Photo by Catherine Ivill/Getty Images)
Arsenal dinilai masih melanjutkan kebiasaan melakukan pembelian panik. (Foto: Getty Images/Catherine Ivill)
Jakarta -

Arsenal kehilangan pamor di bursa transfer. Klub London utara itu pada akhirnya cuma melanjutkan kebiasaan buruk melakukan pembelian panik.

Arsenal mengeluarkan sekitar 131 juta paun di bursa transfer musim panas ini dan untuk sementara jadi klub Premier League paling boros. Ben White jadi pembelian termahal dengan harga 50 juta paun, disusul Martin Odegaard (30 juta paun), Aaron Ramsdale (24 juta paun), Albert Sambi Lokonga (15,75 juta paun), dan Nuno Tavares (7,2 juta paun).

Pembelian-pembelian ini dinilai membuktikan satu hal, bahwa tim besutan Mikel Arteta itu kesulitan merekrut pemain-pemain kelas satu. Ini erat kaitannya dengan hasil-hasil buruk Arsenal dalam beberapa musim terakhir, di mana mereka gagal finis empat besar di lima musim beruntun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan bek Manchester City Micah Richards menilai Arsenal memperburuk situasi dengan melakukan pembelian-pembelian panik. Salah satu perekrutan musim panas ini yang paling disorot adalah Aaron Ramsdale.

"Pada saat ini, Arsenal tak bisa memikat pemain-pemain top, karena mereka mau pergi ke tim-tim yang tampil lebih baik di periode sekarang," katanya dilansir Football365.

ADVERTISEMENT

"Ketika Anda bilang mereka menghabiskan banyak uang, mereka membeli pemain-pemain lapis kedua, atau pemain-pemain dengan potensi untuk menjadi itu. Anda mesti berpikir bahwa manajernya ikut memberikan masukan ke pemain-pemain yang mereka dapatkan."

"Tapi saya sekarang merasa, Arsenal telah menempatkan diri ke dalam kebiasaan tersebut. Mereka melakukan sejumlah pembelian panik," imbuh Micah Richards.




(raw/pur)

Hide Ads