Masuknya Pangeran Arab Saudi Muhammad bin Salman ke Liga Inggris, lewat Public Investment Fund (PIF) yang membeli Newcastle United, membuat keki sejumlah pihak. Mulai dari tunangan Jamal Khashoggi sampai sesama klub Liga Inggris seperti Liverpool dan Manchester United.
Kucuran dana dari konsorsium Arab Saudi ke Newcastle terjadi pada tengah pekan dengan nilai sekitar 300 juta paun atau kira-kira Rp 5,7 triliun. Dana Investasi Publik, atau PIF, Arab Saudi kabarnya menyediakan 80% dana sesuai kesepakatan. Di balik PIF ada Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, yang jadi ketua PIF.
Sebelum ini kontroversi sudah mengiringi selama beberapa waktu. Sampai akhirnya kesepakatan terwujud pun kontroversi masih hadir. Yang utama, ada kaitannya dengan HAM.
Dengan langkah itu BBC menyebut bahwa, "Arab Saudi dituduh berusaha mengalihkan perhatian dari catatan buruk hak asasi manusia di negerinya."
Tuduhan antara lain datang dari Amnesty International, yang menuding Arab Saudi "berupaya mengalihkan isu (HAM) tersebut dengan cara melibatkan diri dalam dunia sepakbola papan atas yang glamor." Amnesty International mengganggap bahwa Arab Saudi telah menerapkan suatu strategi yang disebut sebagai 'pembersihan diri lewat olahraga'.
Amanda Staveley, yang memimpin konsorsium PIF, membantah pengambilalihan itu terkait upaya menjadikan olahraga sebagai upaya 'pencucian' dari isu HAM.
"Mitra kami bukan negara Saudi, ini PIF. Saya butuh empat tahun untuk sampai ke sini dan saya telah bekerja dengan tim hebat. Saya percaya pada penilaian mereka tentang apa yang bagus untuk Newcastle," ujarnya.
Otoritas Premier League juga menegaskan sudah mendapatkan jaminan yang mengikat secara hukum, bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak akan mengendalikan Newcastle. Dengan kata lain, merujuk pernyataan itu, Newcastle United beroperasi sebagai klub yang dimiliki oleh PIF, dan bukan negara Arab Saudi -- walaupun mayoritas dananya bersumber dari sana.
[Berikutnya: Bikin keki Liverpool-MU dan tunangan almarhum Jamal Khashoggi]
(krs/bay)