Kontroversi Gol Penyama Kedudukan Liverpool ke Gawang Newcastle

Kontroversi Gol Penyama Kedudukan Liverpool ke Gawang Newcastle

Putra Rusdi K - Sepakbola
Jumat, 17 Des 2021 09:40 WIB
LIVERPOOL, ENGLAND - DECEMBER 16: Diogo Jota of Liverpool scores their sides first goal past Martin Dubravka of Newcastle United during the Premier League match between Liverpool and Newcastle United at Anfield on December 16, 2021 in Liverpool, England. (Photo by Clive Brunskill/Getty Images)
Kontroversi gol penyama kedudukan Liverpool ke gawang Newcastle United (Foto: Getty Images/Clive Brunskill)
Liverpool -

Gol penyama kedudukan Liverpool saat menghadapi Newcastle United menimbulkan kontroversi. Gol Diogo Jota tercipta saat satu pemain The Magpies sedang terkapar.

Liverpool berhasil meraih kemenangan 3-1 atas Newcastle United pada laga pekan ke-17 Liga Inggris, Jumat (17/12/2021) dini hari WIB. The Reds sempat tertinggal lebih dulu akibat gol cepat dari Jonjoy Shelvy di menit ke-6.

Pasukan Juergen Klopp kemudian bangkit untuk menggelontorkan tiga gol. Gol-gol Liverpool di laga ini diciptakan oleh Diogo Jota (menit ke-21) dan Mohamed Salah (menit ke-25), dan Trent Alexander-Arnold (menit ke-87).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, kemenangan Liverpool ini menghadirkan kontroversi. Perdebatan hadir terkait gol penyama kedudukan Si Merah yang diciptakan oleh Jota.

Gol Jota berawal dari umpan silang Sadio Mane di sisi kanan yang berhasil ditanduknya. Bola sempat ditepis Martin Dubravka, tapi bola muntah langsung disambar Jota jadi gol.

ADVERTISEMENT

Saat Mane mengirim umpan silang, pemain Newcastle yang berdiri di dekat Jota, Isaac Hayden sedang terkapar akibat berbenturan dengan rekannya sendiri Fabian Schar. Hal inilah yang menimbulkan kontroversi karena wasit dinilai harusnya menghentikan laga.

Manajer Newcastle, Eddie Howe, menyesalkan keputusan wasit yang melanjutkan laga sebelum gol Jota terjadi. Ia menilai wasit harus menghentikan laga karena Hayden mengalami cedera kepala.

"Menurut pendapat saya, laga seharusnya dihentikan sebelum gol penyama dengan dua pemain terjatuh. Dua pemain terjatuh di dalam kotak dan itu memiliki pengaruh besar pada rencana permainan kami," ujar Howe dikutip dari BBC.

"Begitu mereka mencetak gol, penonton berperan dalam pertandingan dan rasanya tidak adil. Wasit mengatakan dia pikir dia menunggu tetapi Isaac Hayden memegangi kepalanya, dia linglung selama empat atau lima menit. Itu bisa berbahaya dan kami harus melakukannya. untuk memikirkan keselamatan pemain, Anda juga tidak ingin melihat laga ditentukan saat Anda mengeluarkan pemain dari laga," jelasnya.

Tudingan bahwa Liverpool tak sportif dengan terus menyerang saat Hayden terkapar juga muncul akibat insiden ini. Namun, Trent Alexander-Arnold menegaskan para pemain Liverpool fokus menyerang dan tak melihat pemain yang terkapar.

Bek sayap 22 tahun ini menilai harusnya wasit yang mengambil keputusan untuk menghentikan laga. Ia menyanggah tudingan The Reds tak sportif.

"Anda tidak benar-benar melihat siapa yang terkapar, siapa yang berdiri. Tetapi jika itu cedera kepala, wasit harus menghentikannya. Dia tidak melakukannya. Kami terus bermain dan mencetak gol. Kami tidak curang atau melakukan sesuatu yang tidak sportif," jelas Alexander-Arnold.




(pur/ran)

Hide Ads