Pep Guardiola selalu menaruh kekaguman dan respek besar terhadap kolega sekaligus lawannya akhir pekan ini, Thomas Tuchel. Tuchel memaksanya terus belajar.
Pep Guardiola dan Thomas Tuchel akan saling bertemu akhir pekan ini, kala Manchester City menjamu Chelsea di Etihad Stadium, Sabtu (15/1/2022) malam WIB. Partai ini berpotensi menentukan persaingan gelar Liga Inggris ke depannya.
Manchester City sedang melaju kencang di puncak klasemen, memenangi seluruh 11 pertandingan terakhirnya di Premier League. Laju konsisten itu pula yang membuat The Citizens kini sudah unggul 10 poin dari Chelsea di urutan kedua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa melewati adangan Chelsea dengan tiga poin diyakini membuat persaingan gelar praktis berakhir. Jika itu terjadi, dengan performa saat ini dan jarak yang ada, Manchester City akan sangat sulit dikejar.
Tapi sepakbola selalu punya ruang untuk kejutan. Chelsea-nya Tuchel memang sedang kurang oke, hanya empat kali menang dalam 11 pertandingan di liga sejak November lalu (6 imbang, 1 kalah), tapi punya catatan pertemuan yang oke.
Dalam empat pertemuan sejauh ini, Chelsea merebut tiga kemenangan dan sekali kalah. Sebagai catatan, Tuchel baru bisa mengalahkan Pep Guardiola sejak ia menangani Chelsea.
Sebelumnya, manajer asal Jerman itu empat kali kalah dan sekali imbang dalam lima pertemuan kontra Guardiola. Maka terasa tepat ketika Guardiola menyebut Tuchel sebagai sosok yang membuatnya 'terpaksa' terus belajar.
Sebab Tuchel terus berkembang dan nyatanya, ia langsung membuat Guardiola menelan tiga kekalahan beruntun sejak hijrah ke Liga Inggris.
"Dia sangat kreatif. Satu dari sedikit manajer yang terus kupelajari secara konstan, demi menjadi manajer yang lebih baik lagi," kata Guardiola dikutip BBC.
"Dia luar biasa di semua departemen. Sejak dia di Mainz dan Dortmund, aku selalu menikmati menyaksikan permainan tim-timnya dan pendekatannya. Dia bikin dunia sepakbola lebih baik. Dia selalu ingin positif dalam cara tim-timnya bermain," ujar Guardiola soal Tuchel.
(raw/mrp)