Jordan Henderson punya cerita kelam sebelum dia kini jadi kapten Liverpool. Henderson nyaris terbuang dari The Reds di awal kariernya.
Henderson diboyong dari Sunderland pada 2011 setelah bermain apik selama empat tahun di sana. Henderson digaet dengan banderol 20 juta paun dan saat itu dia digadang sebagai gelandang serang terbaik Inggris.
Tapi, karier Henderson bersama Liverpool tidak berjalan mulus ketika Brendan Rodgers datang menggantikan Kenny Dalglish. Pada musim panas 2012, Rodgers rupanya sempat membicarakan soal kemungkinan melepas Henderson.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebetulan Henderson di musim pertamanya tidak tampil stabil dan terlalu sering berganti posisi. Sementara, Rodgers sudah punya rencana memasang trio Stevem Gerrard, Lucas Leiva, dan Joe Allen yang merupakan pemain kesayangannya dari Swansea City.
Momen itu terjadi saat Liverpool memainkan Playoff Liga Europa kontra Hearts. Beberapa jam sebelum laga, Rodgers rupanya berbicara empat mata dengan Henderson terkait minat Fulham mendatangkannya.
"Saya ingat betul itu, rasanya baru terjadi kemarin," ujar Henderson kepada BT Sport.
"Saya bicara dengan Brendan beberapa jam sebelum laga dan dia memberikan beberapa opsi untuk saya. Sepertinya klub memang ingin melepas saya," sambungnya.
"Saya pun kembali ke kamar, sedikit menangis, dan merasa hancur. Tapi dari situ saya lalu mencoba untuk tidak menyerah... Saya tidak mau hengkang, karena saya belum lama bermain di klub ini dan saya bekerja keras untuk bisa ada di sini."
"Saya pun langsung bilang 'Dengar, saya tidak akan ke mana-mana. Saya akan melakukan apapun untuk bisa masuk ke tim inti dan membuktikan orang-orang salah menilai saya."
Usaha Jordan Henderson itu memang tidak sia-sia. Pada tahun ketiganya bermain di sana, Henderson jadi pilar di lini tengah dan berduet bareng Gerrard, hingga nyaris membawa Liverpool juara Liga Inggris 2013/2014.
Begitu Juergen Klopp masuk pada 2015, Henderson makin krusial untuk Liverpool dan hasilnya adalah saat ini, lima gelar sudah disumbangkannya termasuk Premier League dan Liga Champions.
"Dari situ, saya selalu berupaya semaksimal mungkin saat berada di gym, di lapangan latihan, saya berikan segalanya. Saya cuma fokus ke diri sendiri, bagaimana bisa memperbaiki performa, bisa lebih baik," tutup Jordan Henderson.