.webp)
Premier League berencana kembali menerapkan aturan lima pergantian pemain di musim depan. Para klub yang dulu menentang kini mulai melunak.
Aturan lima pergantian pemain dipakai Liga Inggris pada pertengahan musim 2019/20, ketika kompetisi dimulai lagi setelah sempat dihentikan hampir tiga bulan akibat pandemi COVID-19.
Penggunaan aturan ini tak cuma berlaku di Inggris saja, namun juga di negara-negara anggota UEFA dan FIFA lainnya. Tujuannya jelas, untuk membantu tim menghindari badai cedera di tengah padatnya jadwal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandemi masih berjalan, begitu juga penerapan aturan ini di liga-liga lain, termasuk di ajang sekelas Liga Champions, Piala Eropa, hingga Kualifikasi Piala Dunia. Namun tidak dengan Inggris.
Setelah musim 2019/20, mereka kembali menggunakan format tiga pergantian pemain. Sejumlah klub, utamanya tim-tim besar, mengecam perubahan aturan ini. Juergen Klopp (Liverpool) adalah salah satu yang paling bersuara lantang.
Namun klub-klub yang lebih kecil merasa ini adalah cara paling adil. Kebijakan lima substitusi dinilai hanya menguntungkan tim-tim besar yang memiliki kedalaman skuad yang bagus.
Namun pada Oktober lalu, IFAB selaku pembuat aturan di sepakbola memberi rekomendasi agar aturan ini dipakai secara permanen, tak hanya sementara saja di masa pandemi. Dilaporkan BBC dan The Times, para klub-klub yang menentang kini mulai mempertimbangkan hal tersebut.
Pekan ini, para klub kabarnya akan menyetujui penggunaan kembali aturan lima substitusi di Liga Inggris, seperti di Piala FA yang konsisten memakai aturan tersebut sejak pandemi.
Penerapan regulasi itu akan dimulai lagi pada musim depan, sedangkan musim ini tetap mengizinkan tiga pergantian pemain saja. Perubahan itu diharapkan dapat mengurangi jumlah cedera otot yang menimpa para pemain, mengingat Inggris merupakan negara dengan jadwal pertandingan yang padat.
(adp/pur)
