Manchester City membirukan kota Manchester dalam sedekade terakhir. Bek Man City Aymeric Laporte meyakini, Manchester United dongkol dengan kesuksesan timnya.
Manchester City berangsur-angsur unjuk kekuatan di jagat sepakbola Inggris setelah diakuisisi konsorsium Uni Emirat Arab. Dominasi the Citizens semakin kentara usai dibesut Pep Guardiola pada 2016.
Bersama manajer Spanyol itu, Man City sukses memenangi tiga titel juara Premier League, satu Piala FA, empat Piala Liga, dan dua Community Shield. Koleksi gelar juara si Biru Langit berpeluang bertambah karena masih bertahan di tiga kompetisi utama pada musim ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Manchester United lesu sejak ditinggal Sir Alex Ferguson pada 2013. Alih-alih bersaing dalam persaingan gelar, Setan Merah malah kerap kesulitan finis empat besar, yang hanya dicapai empat kali dalam delapan musim terakhir.
Gap dua klub Manchester ini tampak jomplang setelah MU dipastikan nirgelar di musim kelimanya berturut-turut. Saat ini MU tertinggal 20 poin dari rival sekotanya itu sehingga terancam gagal lolos ke Liga Champions musim depan.
"Mereka [Manchester United] memiliki banyak sekali suporter, kami kan dalam kota yang sama. Sulit [bagi mereka] untuk memahaminya. Tapi memang cuma ada satu pemenang. Toh mereka juga menghabiskan banyak uang," kata Laporte kepada the Guardian.
"Anda memperhatikan bahwa [orang-orang menunggu Man City] untuk gagal. Mungkin bukan karena mereka [Man United] muak dengan kami, tapi mereka mengira tidak wajar kalau kami menang terus."
"Kalau aku tidak keliru, kami sudah memenangi 11 trofi dalam empat tahun [sic], hal itu bisa membuat jengkel orang-orang, seperti tetangga kami [United] yang tidak memenangi apapun," ceplos Laporte meledek Manchester United.
(rin/raw)