Manajer Chelsea Graham Potter yakin posisi yang sedang ditempatinya saat ini adalah pekerjaan paling sulit di dunia sepakbola. Hal itu dikatakannya seraya menegaskan si Biru kini sedang memulai sebuah era baru.
Hal itu dikatakannya terkait situasi di Chelsea saat ini. Bukan cuma masih terpaku di posisi ke-10 klasemen Liga Inggris, si Biru juga sudah tersingkir dari dua ajang piala domestik musim ini.
Potter sendiri mulai menangani Chelsea sejak September 2022, menjadi pengganti Thomas Tuchel yang sebelumnya dipecat oleh Todd Boehly.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa bulan sebelum itu, Boehly juga baru masuk sebagai bos Chelsea usai menuntaskan proses jual beli klub dari tangan Roman Abramovich.
Di era Boehly, dana tak kurang dari 350 juta paun sudah digelontorkan. Tapi hasilnya masih belum memuaskan. Potter yang jadi manajer baru pun ikut kena imbas dari hal tersebut.
Ketika Chelsea dilibas Manchester City di babak ketiga Piala FA, suporter yang kecewa menyanyikan nama Thomas Tuchel demi menyuarakan ketidakpuasan terhadap polesan Potter.
Buat Graham Potter, kekecewaan suporter Chelsea terbilang wajar mengingat klub London tersebut sudah mengecap banyak sukses dan pencapaian. Tapi, di sisi lain, ia pun menegaskan bahwa era sudah berganti. Chelsea punya pemilik baru, yang juga berimbas pada perubahan-perubahan lain di klub sehingga butuh proses untuk bisa kembali ke masa kejayaan.
"Di organisasi manapun, perubahan selalu menantang. (Tapi) Ini kan bukannya terjadi karena kudeta. Situasi sekarang memang seperti ini. Kita harus menerima yang 'baru' saat ini. Kita harus mulai membangun ulang karena hal-hal sudah berubah, ada yang sudah pergi dan tidak ada lagi di sini," ucapnya di talkSport.
"Menurutku, mungkin ini adalah pekerjaan paling sulit di sepakbola. Karena ada perubahan di posisi kepemimpinan dan karena adanya ekspektasi terhadap Chelsea, yang memang sudah sewajarnya. Tapi aku juga tidak pernah menduga akan kehilangan 10 pemain utama dan begitulah situasinya," lanjut Potter menyinggung jumlah pemain cedera.
"Pencapaian kepemilikan yang sebelumnya memang luar biasa. Tapi ini adalah sebuah era baru, bab baru. Ya, saat ini kami sedang menderita melewati masa-masa sulit. Aku pun memahami rasa frustrasi suporter dan tetap menghargai mereka."
(krs/nds)