Sejak diakuisisi konsorsium pimpinan Tood Boehly, Chelsea memberikan kontrak jangka panjang untuk para rekrutan baru. Apa alasan di balik kebijakan ini?
Rezim baru Chelsea sudah menghabiskan lebih dari 400 juta Pound untuk merekrut pemain, mayoritas adalah pemain muda. Tak sedikit pula dari mereka yang mendapat kontrak berdurasi lama.
Raheem Sterling dikontrak lima taun, lalu Marc Cucurella, Carney Chukwuemeka, Cesare Casadei, Gabriel Slonina, dan David Datro Fofana diikat selama enam musim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Wesley Fofana meneken kontrak berdurasi tujuh musim, sedangkan Benoit Badiashile setuju bergabung selama tujuh setengah musim. Terakhir, ada Mykhailo Mudryk yang dikontrak hingga Juni 2031 atau delapan setengah musim.
Pakar keuangan sepakbola, Kieran Maguire berbicara kepada Sky Sports mengenai tren di atas. Menurut analisisnya, langkah ini diambil salah satunya agar Chelsea bisa mengatur keuangan, terutama yang berkaitan dengan transfer-transfer bernilai tinggi.
"Apa yang Chelsea lakukan adalah membagi-bagi biaya pengeluaran dengan cara memberi pemain kontrak berdurasi panjang," ujar Maguire.
![]() |
Baca juga: Transfer Mudryk Jadi Alat Promosi Ukraina |
"Dengan memberi Mudryk kontrak delapan setengah tahun, untuk berurusan dengan akuntan dan Financial Fair Play, biaya 88 juta Pound tersebut dibagi delapan setengah tahun, hasilnya mereka tercatat hanya mengeluarkan sekitar 10 juta Pound per tahun."
"Itulah strategi yang dipakai Chelsea selama beberapa jendela transfer terakhir," jelas Maguire.
Menurut lulusan University of Manchester itu, hal tersebut bagaikan pisau bermata dua. Jika pemain-pemain yang dibeli ternyata cocok, maka akan menjadi keuntungan bagi Chelsea. Namun bisa menjadi bumerang jika yang terjadi adalah sebaliknya.
![]() |
"Jika para pemain itu terus berkembang kemudian sukses, maka Chelsea bisa terlindung dari kejaran klub-klub yang ingin membajak para pemain tersebut, sebab mereka diikat dengan kontrak berdurasi panjang," lanjut Maguire.
"Sisi negatifnya, jika si pemain gagal tampil bagus, maka akan muncul kesulitan, seperti misalnya gaji mereka yang gagal terbilang tinggi, dan klub harus berkomitmen membayar mereka selama 6-8 tahun ke depan."
"Oleh karena itu, jika strategi ini berhasil maka hasilnya fantastis. Namun jika tidak, maka hal itu akan membebani klub, seperti jangkar yang membuat kapal melambat dan berhenti," tegasnya.