Antonio Conte berada dalam masa-masa sulit di Tottenham Hotspur usai kehilangan tiga sahabat yang meninggal. Ia mulai merasa terlalu sibuk bekerja.
Conte menukangi Tottenham sejak November 2021 mengisi posisi yang ditinggalkan Nuno Espirito Santo. Pada musim perdananya dengan The Lilywhites, ia mampu membawa anak asuhannya finis di peringkat keempat.
Conte masih bisa membawa Tottenham bersaing di papan atas pada musim ini. Namun performa Tottenham menunjukkan grafik penurunan setelah sempat hanya sekali kalah di 10 laga awal Liga Inggris musim ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tottenham kini berada di peringkat kelima dengan 33 angka. Mereka tertinggal 14 angka dari Arsenal di puncak klasemen.
Conte mengakui bahwa beberapa bulan terakhir menjadi masa-masa yang sulit untuknya dalam membesut Tottenham. Faktor non teknis banyak berperan terkait hal ini.
Kehilangan tiga teman yang meninggal dunia dalam waktu tak lama mempengaruhi psikologi Conte. Tiga sosok teman dekat Conte tersebut adalah mantan pelatih fisik Tottenham Gian Piero Ventrone yang wafat pada Oktober, lalu dua mantan pemain seangkatan Conte di Serie A, Sinisa Mihajlovic dan Gianluca Vialli yang meninggal pada Desember dan Januari.
Akibat hal ini Conte mulai merasa dirinya terlalu sibuk bekerja hingga melepukan waktu dengan orang-orang terdekat. Apalagi, keluarga Conte tak ikut ke London karena memilih tetap tinggal di Italia. Ia mengungkap kondisi ini bisa mempengaruhi masa depannya di Tottenham.
"Yang pasti, musim ini adalah musim yang sulit dari segi personal. Kehilangan dalam waktu sesingkat tiga orang yang sangat kukenal tidaklah mudah. Ketika situasi ini terjadi, hal itu membawa Anda pada refleksi penting," ujar Conte dikutip dari Football Italia.
"Sering kali kita berpikir dan kita terlalu mementingkan pekerjaan kita dan kita melupakan keluarga. Kita lupa bahwa kita perlu memiliki lebih banyak waktu untuk kita. Musim ini membuat saya memiliki refleksi penting tentang masa depan saya."
"Saat Anda bekerja dan pekerjaan ada di pikiran dan kepala Anda, mungkin kita lupa untuk tetap bersama keluarga dan teman. Ini adalah semangat kami dan untuk itu kami kehilangan banyak hal.Tetapi ketika situasi ini terjadi, Anda mulai berpikir mungkin lebih baik memberikan lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman-teman Anda, dan juga untuk diri Anda sendiri. Pekerjaan bukanlah segalanya dalam hidup," ungkapnya.
(pur/rin)