Kok Bisa Sih Chelsea Belanja Gila-gilaan?

ADVERTISEMENT

Kok Bisa Sih Chelsea Belanja Gila-gilaan?

Yanu Arifin - Sepakbola
Rabu, 01 Feb 2023 22:00 WIB
LOS ANGELES, CA - JULY 13: New Signing Raheem Sterling of Chelsea with Chelsea Co Owners Todd Boehly and Behdad Eghbali during a visit to Dodger Stadium on July 13, 2022 in Los Angeles, California. (Photo by Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images)
Foto: Chelsea FC via Getty Images/Darren Walsh
London -

Chelsea menghamburkan banyak uang di bursa transfer, sejak era kepemimpinan Todd Boehly. Pertanyaannya, kok bisa sih?

Datangnya Todd Boehly membuat Chelsea langsung belanja jor-joran. Di Januari saja, dana sekitar 280 juta paund dikucurkan untuk memboyong banyak pemain.

Dari mulai David Datro Fofana, Andrey Santos, Benoit Badiashile, Joao Felix, Noni Madueke, Mykhailo Mudryk, Malo Guston, dan terakhir Enzo Fernandez.

Kucuran dana itu membuat banyak pihak keheranan. Kok, bisa, Chelsea belanja gila-gilaan?

UEFA sendiri punya aturan bernama Financial Fair Play atau FFP, aturan yang mengekang keuangan klub agar tetap seimbang. Menilik Chelsea, apakah belanja banyak tak membuat kasnya menipis?

The Athletic menjabarkan, taktik keuangan yang dipakai Chelsea bisa 'mengakali' aturan FFP. Caranya adalah dengan memberikan kontrak jangka panjang kepada pemain.

Misal, Mudryk dikontrak Chelsea selama delapan setengah tahun, dengan biaya transfer mencapai 100 juta Euro. Nah, harga mahalnya itu akan diakali Chelsea dengan dibayar selama masa kontrak, sehingga begitu mengurangi beban tahunan. Praktik itu disebut amortisasi.

Jika biasanya nilai kontrak pemain lain dibagi hanya dalam durasi kontrak selama 3-4 tahun, maka Chelsea bisa lebih leluasa sebab kontrak pemainnya berdurasi di atas lima tahun.

Selain itu, Chelsea hanya mencatat biaya transfer sang pemain yang sudah teramortisasi, bukan keseluruhan, saat melaporkan keuangannya. Sementara biaya penjualan pemain langsung dimasukkan sekaligus, sehingga beban pemasukkan terkesan lebih besar dari pemasukan.

Contoh nyata terlihat di musim pada 2022, saat Chelsea memboyong Romelu Lukaku seharga hampir 100 juta paun. Meski menggelontorkan banyak uang, angka penjualan The Blues lebih besar setelah melepas banyak pemain; Tammy Abraham, Kurt Zouma, dan Fikayo Tomori.

Kondisi Chelsea saat ini juga dinilai tak terlalu merugi. Laporan Swiss Ramble menyebut, sampai akhir bursa transfer Januari ini, Chelsea ditaksir cuma mengalami kerugian mencapai 96 juta paun, minus 6 juta dari batas merugi yang diizinkan UEFA sebesar 90 juta dalam pemantauan tiga tahun.

Meski minus, Chelsea disebut tak takut dengan sanksi FFP, yang belakangan cuma bersifat hukuman denda kepada klub yang melanggar. Meski beberapa kali Boehly mengatakan menaruh perhatian pada aturan tersebut, The Athletic beranggapan hukuman ringan soal FFP yang membuat The Blues tetap berani belanja jor-joran.

UEFA sendiri kabarnya akan mencoba melarang praktik amortisasi ini ke depannya. Situasi ini pula yang membuat Todd Boehly berani belanja jor-joran pemain muda berkualitas untuk Chelsea sekarang, yang diharapkan menjadi aset bagi raksasa London itu di masa-masa mendatang.



Simak Video "Jelang Leg Dua Liga Champions, Pelatih Chelsea Semangat Hadapi Dortmund"
[Gambas:Video 20detik]
(yna/aff)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT