.webp)
Tottenham Hotspur sebetulnya ingin mempertahankan Antonio Conte hingga akhir musim. Akan tetapi manajer asal Italia itu enggan meneruskan kontraknya.
Hal itu dilaporkan The Sun, Kamis (26/4/2023). Conte dan Tottenham diketahui sepakat pisah jalan menyusul hasil imbang 3-3 melawan Southampton pada 18 Maret silam. Sebelumnya, mereka tersingkir di Liga Champions dan Piala FA dalam waktu berdekatan.
Namun gagal mengalahkan Soton yang berada di posisi juru kunci diyakini menjadi puncak kekesalan Conte. Dalam jumpa pers usai laga itu, ia mempertanyakan mentalitas Harry Kane dkk yang dinilainya egois dan tak terbiasa bermain dalam tekanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tottenham Berantakan, Harry Kane Ayo Pindah |
Pernyataan Conte saat itu segera menjadi perdebatan panas. Para pemain dinilai tak mau lagi bekerja sama dengannya musim depan, dan tak sedikit yang mengira ia akan segera dipecat dari jabatannya. Pada akhirnya ia memang pergi delapan hari kemudian.
Namun sebetulnya chairman Spurs, Daniel Levy ingin mempertahankan sang manajer karena memang tak mudah mencari pengganti dua bulan jelang musim berakhir. Apalagi posisi Tottenham juga tak buruk, dan masih bisa mengamankan empat besar.
Apa daya, Conte yang pulang ke Italia ketika jeda internasional tengah berlangsung rupanya ogah balik ke Inggris. Ia memilih berhenti melatih Tottenham, membuat tim London Utara itu tak punya pilihan lain kecuali melepasnya.
Dengan waktu semepet itu, Tottenham menunjuk asisten Conte, Cristian Stellini untuk menjadi pelatih interim. Maksud hati ingin bangkit, namun Spurs hanya meraih satu kemenangan dalam empat laga.
Kekalahan 1-6 dari Newcastle United membuat Stellini ikut dipecat, dan kini jabatannya diganti oleh pelatih interim lain, yakni Ryan Mason.
Meski berat, pelatih 31 tahun itu kini punya tugas membawa Tottenham finis sebaik mungkin dengan enam laga tersisa. Saat ini, Spurs berada di posisi enam klasemen dengan 53 poin dari 32 laga, dan akan melawan Manchester United pada Jumat (28/4) pukul 02.15 WIB.
