Sedihnya Ranieri Lihat Leicester di Ambang Degradasi

Sedihnya Ranieri Lihat Leicester di Ambang Degradasi

Bayu Baskoro - Sepakbola
Minggu, 28 Mei 2023 19:40 WIB
SOUTHAMPTON, ENGLAND - FEBRUARY 27: Claudio Ranieri, Manager of Fulham during the Premier League match between Southampton FC and Fulham FC at St Marys Stadium on February 27, 2019 in Southampton, United Kingdom. (Photo by Steve Bardens/Getty Images)
Claudio Ranieri. (Foto: Steve Bardens/Getty Images)
Leicester -

Claudio Ranieri pernah membawa Leicester City juara Premier League. Pria 71 tahun itu sedih melihat nasib mantan timnya yang sekarang di ambang degradasi.

Nasib Leicester berada di ujung tanduk musim ini. The Foxes di antara hidup-mati jelang matchday terakhir Liga Inggris 2022/2023.

Jamie Vardy cs menjamu West Ham United pada laga terakhir Premier League, Minggu (28/5/2023) malam WIB. Kemenangan menjadi harga mati Leicester apabila mau bertahan di kasta tertinggi Inggris.

Ya, Leicester terpuruk di posisi ke-18 klasemen dengan 31 poin. Skuad asuhan Dean Smith tertinggal 2 angka dari Everton, yang juga berusaha bertahan di Liga Inggris dan akan bertemu Bournemouth.

Menukiknya prestasi Leicester City musim ini bisa dibilang memprihatinkan. Bukan apa-apa, The Foxes sebelumnya sempat diperhitungkan sebagai kekuatan alternatif Premier League.

Leicester bahkan berhasil menyabet titel Liga Inggris tahun 2016. Kesuksesan itu berlanjut ke gelar Piala FA 2021 dan Community Shield 2021.

Jebloknya prestasi Leicester disorot tajam Claudio Ranieri. Pelatih asal Italia itu mengungkapkan betapa kecewanya dia dan para penggemar apabila Leicester beneran degradasi.

LEICESTER, ENGLAND - MAY 07:  Claudio Ranieri poses with the Premier League Trophy while Kasper Schmeichel puts the crown on the head of the manager as players and staffs celebrate the season champions after the Barclays Premier League match between Leicester City and Everton at The King Power Stadium on May 7, 2016 in Leicester, United Kingdom.  (Photo by Michael Regan/Getty Images)Claudio Ranieri saat membawa Leicester City juara Liga Inggris. (Foto: Getty Images/Michael Regan)

"Saya memiliki kesedihan untuk para penggemar yang luar biasa ini. Sepakbola membawa impian dan juga mimpi buruk," kata Ranieri, dilansir dari Football Italia.

"Saya akan selalu mengingat pertandingan melawan Sunderland, yang secara praktis dimainkan di Skotlandia. Saya melihat dua atau tiga bus penuh dengan orang tua yang telah melakukan perjalanan demi menonton pertandingan dan saya berpikir, jam berapa mereka bangun untuk melakukan perjalanan ini?"

"Ada juga komunitas Asia yang besar di Leicester dan banyak dari mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka bersyukur sepakbola membantu mempersatukan kota. Itu melampaui Premier League yang kami menangkan," demikian kata Claudio Ranieri.




(bay/aff)

Hide Ads