Upaya Manchester United bangkit dan menjadi penantang gelar yang konsisten malah terus diadang masalah. Yang terbaru, ada kasus Antony dan seorang pedofil.
Manchester United masih berusaha bangkit dan mengklaim lagi status raja Inggris sejak ditinggalkan Sir Alex Ferguson pada 2013. Musim lalu di bawah Erik ten Hag, tanda-tandanya positif dengan titel Piala Liga Inggris.
Itu mengakhiri puasa gelar selama lima tahun. Sebelumnya, terakhir kali MU juara adalah pada 2017 saat memenangi Liga Europa bersama Jose Mourinho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja upaya MU menapak kembali ke singgasananya diwarnai berbagai masalah. Tahun lalu, mereka terseret kasus kekerasan seksual yang membelit Mason Greenwood.
Greenwood sempat dibekukan lama dan nyaris dikembalikan ke tim, tapi kemudian batal karena terjadi gelombang penolakan. Greenwood, yang bebas dari kasus karena dakwaan terhadapnya dicabut, kemudian dilepas ke Getafe.
MU kemudian diguncang isu perpecahan internal, saat Cristiano Ronaldo diduga ribut dengan Erik ten Hag. Megabintang asal Portugal itu juga terang-terangan mengkritik para petinggi dan klub, hingga berujung kesepakatan untuk memutus kontrak.
Rangkaian masalah MU berlanjut, kali ini dari jajaran pemilik. Seperti diketahui keluarga Glazer sejak tahun lalu berniat menjual klub, tapi kabar terbaru malah mengungkap kemungkinan rencana itu batal.
Padahal sudah ada dua peminat serius, yakni Sheikh Jassim yang sudah menawar hingga 6 miliar paun dan Sir Jim Ratcliffe. Keluarga Glazer disebut-sebut ingin menunda penjualan hingga 2025, saat nilai MU terangkat menjadi 7-10 miliar paun.
Di level pemain, masalah juga sudah hadir di awal musim ini. Jadon Sancho dan Erik ten Hag bersitegang, sementara Antony dituding melakukan tindak kekerasan terhadap mantan kekasihnya.
Terkait Sancho, Erik ten Hag secara terbuka mengkritik performa tak sip winger 23 tahun itu di sesi latihan. Sementara problem Antony diperkirakan makin besar, seiring munculnya pengakuan dua perempuan lain yang juga mengklaim jadi korban.
Situasi MU makin runyam saat mereka diketahui mengundang seorang terpidana kasus pedofilia Geoff Konopka ke sebuah acara klub. MU mengundang Konopka untuk menyaksikan laga Women Super League (WSL) melawan Everton, yang dihadiri 20 ribu penonton termasuk anak-anak pada tahun lalu dan tak menyadari siapa yang diundang.
Konopka dihukum penjara empat tahun pada 2011 silam dan dimasukkan dalam daftar pelaku pelecehan seksual, usai dinyatakan bersalah dalam 19 kasus terhadap gadis di bawah 16 tahun. MU mengaku tak mengetahui kasus Konopka dan telah memutus hubungan dengan mantan manajer tim perempuan era 1983-2001 tersebut.
Dengan rangkaian isu yang menjerat ini, MU boleh dibilang sedang bukan menjadi Manchester United, melainkan 'Masalah United'.
(raw/cas)