Eks Asisten MU: Mentalitas Ronaldo Sulit Diikuti Pemain Lain

Eks Asisten MU: Mentalitas Ronaldo Sulit Diikuti Pemain Lain

Rifqi Ardita Widianto - Sepakbola
Rabu, 13 Sep 2023 10:00 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - OCTOBER 30: Cristiano Ronaldo of Manchester United during the Premier League match between Manchester United and West Ham United at Old Trafford on October 30, 2022 in Manchester, England. (Photo by James Gill - Danehouse/Getty Images)
Periode kedua Cristiano Ronaldo di Manchester United tak berjalan manis. (Foto: Getty Images/James Gill - Danehouse)
Manchester -

Eks Asisten Manajer Manchester United Mike Phelan buka suara soal periode kedua Cristiano Ronaldo di 'Setan Merah'. Mentalitas kuat Ronaldo menjadi isu di tim.

Ronaldo kembali ke Manchester United pada Agustus 2021, usai ditransfer dari Juventus. Tapi reuni yang diharapkan berjalan manis itu malah berakhir dengan pahit.

Bintang asal Portugal itu bersitegang dengan Manajer Erik ten Hag di musim keduanya. Persoalan itu kemudian juga merembet ke skala lebih besar, dengan Ronaldo secara terbuka mengkritik manajemen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ronaldo menilai MU ketinggalan zaman dan tak melakukan perubahan yang semestinya dilakukan sepeninggal Sir Alex Ferguson. Kritik ini senada dengan apa yang jadi sorotan para suporter, yang sampai saat ini menghendaki Keluarga Glazer selaku pemilik hengkang dari klub.

Di lingkup tim, Phelan mengungkap bahwa Ronaldo rupanya memicu friksi secara tanpa disadari. Pemain yang kini memperkuat Al Nassr itu menuntut standar tinggi dari tim, namun tak semua pemain bisa mengikutinya.

ADVERTISEMENT

"Pada periode kedua, dia datang di usia jauh lebih tua dan lebih berpendirian, bertekad kuat. Dia masih punya standar yang sangat tinggi dan sosok yang luar biasa untuk bekerja sama," ungkap Phelan kepada Sky Sports dikutip Metro.

"Tapi saya mungkin akan bilang dia punya mentalitas yang keras. Dia pernah di Man United, dia sudah selalu ada untuk Portugal, dia pernah di Madrid."

"Saya suka itu karena dia tak mau standarnya turun, dia mau standar orang lain yang naik. Dan terkadang Anda kehilangan beberapa orang pada prosesnya ketika itu terjadi."

"Saya ingat ada beberapa momen ketika dia berusaha dan berusaha keras, dan dia tak mendapatkan banyak reaksi atau respons. Lalu muncullah rasa frustrasi," imbuhnya.




(raw/nds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads