Raphael Varane dan Rapuhnya Lini Belakang MU

Raphael Varane dan Rapuhnya Lini Belakang MU

Bayu Baskoro - Sepakbola
Rabu, 11 Okt 2023 21:30 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - DECEMBER 27: Raphael Varane of Manchester United during the Premier League match between Manchester United and Nottingham Forest at Old Trafford on December 27, 2022 in Manchester, United Kingdom. (Photo by Simon Stacpoole/Offside/Offside via Getty Images)
Raphael Varane kesulitan di Premier League. (Foto: Offside via Getty Images/Simon Stacpoole/Offside)
Manchester -

Raphael Varane dianggap kesulitan menghadapi cepatnya permainan Premier League. Hal itu berdampak pada rapuhnya lini belakang Manchester United.

Varane dikenal karena karier cemerlangnya di Real Madrid. Dia menjadi palang pertahanan Los Blancos dalam periode sukses 2011-2021 di Santiago Bernabeu.

3 gelar LaLiga, 4 trofi Liga Champions, dan 4 titel Piala Dunia Antarklub dipersembahkan Varane untuk Real Madrid. Pemain Prancis itu kemudian pindah ke MU pada 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karier Varane di MU tidak semulus seperti saat di Real Madrid. Dirinya cukup kesulitan beradaptasi dengan intensitas sepakbola Liga Inggris yang lebih cepat.

Raphael Varane memang sudah tampil 70 kali bersama Manchester United. Namun, kehadirannya tak serta merta membuat lini pertahanan Setan Merah kokoh.

ADVERTISEMENT

MU justru jadi salah satu tim Premier League yang gampang kebobolan. Pasukan Erik ten Hag sudah kebobolan 12 kali dari 8 pertandingan awal Liga Inggris 2023/2024.

Tidak hanya itu, Varane juga akrab dengan cedera sejak bergabung ke MU. Dia sudah 10 kali masuk ruang perawatan dengan berbagai masalah, mulai dari cedera kaki, hamstring, otot, engkel, hingga melewatkan 38 pertandingan sejak 2021.

Mantan staf pelatih MU, Rene Meulensteen, angkat bicara soal sulitnya Varane beradaptasi di Premier League. Baginya kerja Varane semakin ekstra karena lini tengah MU juga kurang berkontribusi menutup pertahanan.

"Dia [Varane] tidak bisa mengatur kecepatannya. Premier League itu dinamis. Semuanya berjalan dengan kecepatan 100 mil per jam," kata Meulensteen kepada ESPN.

"Itu masalah besar di lini tengah. Mereka tidak punya energi dan begitulah pertahanan menjadi kesulitan," ujarnya.

(bay/krs)

Hide Ads