Nasib 2 Raksasa Manchester: 1 Sudah Susah Juara, 1 Terancam Degradasi

Nasib 2 Raksasa Manchester: 1 Sudah Susah Juara, 1 Terancam Degradasi

Kris FW - Sepakbola
Rabu, 01 Jan 2025 18:20 WIB
FILE PHOTO (EDITORS NOTE: COMPOSITE OF IMAGES - Image numbers 2182484184, 2187345604) In this composite image a comparison has been made between Pep Guardiola, Manager of Manchester City (L) and Ruben Amorim, Head Coach of Manchester United. Manchester City and Manchester United meet in a Premier League match on December 15,2024 at the Etihad Stadium in Manchester, England. ***LEFT IMAGE*** BOURNEMOUTH, ENGLAND - NOVEMBER 02: Pep Guardiola, Manager of Manchester City, looks on prior to the Premier League match between AFC Bournemouth and Manchester City FC at Vitality Stadium on November 02, 2024 in Bournemouth, England. (Photo by Alex Pantling/Getty Images) ***RIGHT IMAGE*** MANCHESTER, ENGLAND - NOVEMBER 28: Ruben Amorim, Head Coach of Manchester United, looks on prior to the UEFA Europa League 2024/25 League Phase MD5 match between Manchester United and FK Bodo/Glimt at Old Trafford on November 28, 2024 in Manchester, England. (Photo by Gareth Copley/Getty Images)
Manajer Man City Pep Guardiola dan Manajer MU Ruben Amorim. Foto: Getty Images/Getty Images
Jakarta -

Memasuki tahun 2025, nasib dua klub raksasa dari kota Manchester sungguh memprihatinkan. Selain sudah susah juara, salah satunya bahkan terancam degradasi.

Manchester City, salah satu dari dua raksasa itu, sukses menutup tahun 2024 dengan kemenangan. Di kandang Leicester City, the Citizens berjaya 2-0 lewat gol Savinho dan Erling Haaland.

Hasil itu paling tidak sudah menyudahi rentetan lima laga Man City tanpa kemenangan di seluruh ajang. Dan pada musim ini, rentetan negatif semacam itu adalah yang kedua dijalani oleh skuad Pep Guardiola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi ini, antara lain, berdampak pada posisi Man City di papan klasemen Liga Inggris. Juara Premier League empat musim terakhir itu kini tercecer di posisi keenam dengan terpaut 14 poin dari puncak klasemen.

Musim baru separuh jalan. Tapi situasi saat ini sudah membuat Pep Guardiola realistis. Man City disebutnya sudah susah juara lagi.

ADVERTISEMENT

"Kami terima sudah tidak ada peluang lagi untuk itu (juara Premier League) tapi masih ada hal lain yang bisa diperjuangkan: Piala FA, empat besar... dan memenangi pertandingan membantu mewujudkan itu," kata Guardiola.

Manchester United, klub tersukses Liga Inggris dengan 20 gelar juara di divisi teratas, malah lebih parah. Setan Merah terpuruk di bawah. Degradasi pun mengancam.

Tepat sebelum pergantian tahun, Man United tunduk 0-2 ketika menjamu Newcastle United. Itu adalah kekalahan keempat secara berturut-turut skuadnya Ruben Amorim, termasuk tiga di antaranya dialami di Premier League.

Dengan 22 poin hasil dari 6 kali menang, 4 kali imbang, dan 9 kali kalah, Man United kini menempati posisi ke-14 klasemen Liga Inggris. Cuma tujuh angka yang memisahkan the Red Devils dari zona merah alias zona tiga tim terbawah.

"Itu (ancaman degradasi) amat nyata dan kami kini harus berjuang. Ini momen yang sangat sulit, salah satu momen tersulit dalam sejarah Manchester United," ujarnya.

"Dan kami harus mengakuinya, kami harus terus berjuang di pertandingan-pertandingan berikutnya," sebut Ruben Amorim.

Merujuk sejarah divisi teratas Liga Inggris, Manchester masih menjadi kota yang paling sering juara dengan 30 gelar; Manchester United dengan 20 titel dan 10 sisanya diraih Manchester City. Tapi kedua raksasa masih menderita.

Kota Liverpool menjadi yang tersukses berikutnya dengan 28 titel (Liverpool 19, Everton 9). Dan menilik posisi Liverpool di puncak klasemen Liga Inggris saat ini, jarak gelar juara di antara kedua kota bisa jadi kian pendek.

Simak juga video: MU Tumbang di Derby Manchester, Ten Hag: Man City Tim Terbaik di Dunia

[Gambas:Video 20detik]



(krs/adp)

Hide Ads