Pemilik Chelsea Bisa Pecah Kongsi Gara-gara Stadion?

Pemilik Chelsea Bisa Pecah Kongsi Gara-gara Stadion?

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Selasa, 25 Mar 2025 10:00 WIB
LONDON, ENGLAND - SEPTEMBER 21: Chelsea Co Owners Behdad Eghbali, Todd Boehly during the Premier League match between West Ham United FC and Chelsea FC at London Stadium on September 21, 2024 in London, England. (Photo by Crystal Pix/MB Media/Getty Images)
Pemilik Chelsea bisa pecah kongsi gara-gara pembangunan stadion baru? (Getty Images/Crystal Pix/MB Media)
Los Angeles -

Pemilik Chelsea, Todd Boehly dan Behdad Ehgbali, bisa saja pecah kongsi dalam waktu dekat. Ini gara-gara perbedaan rencana soal stadion The Blues.

Sejak berdiri pada 1905, Chelsea memang menempati Stamford Bridge. Namun, stadion berkapasitas 40.173 tempat duduk itu dinilai sudah usang dan terlalu kecil untuk klub sekelas Chelsea.

Oleh karenanya, pemilik klub tengah membuat rencana untuk menambah kapasitas stadion, yang berarti bisa memperbesar pemasukan klub dari tiket pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada dua opsi untuk Chelsea, yakni pertama merenovasi Stamford Bridge dan yang kedua adalah membangun stadion baru di lokasi berbeda. Keduanya sama-sama punya kendala besar terkait ketersediaan lahan.

Jika harus memperbesar kapasitas Stamford Bridge, maka Chelsea akan menggusur perumahan di sekitar stadion. Sementara untuk opsi kedua pun tidak berbeda jauh masalah, sekalipun akan membangun di daerah Earl's Court.

ADVERTISEMENT

Sampai saat ini Boehly dan Eghbali rupanya belum sepaham soal rencana renovasi stadion. Bisa saja keduanya pecah kongsi apabila tidak ditemukan titik temu.

"Kami harus berpikir jangka panjang tentang apa yang ingin kami capai. Kami memiliki peluang besar untuk mengembangkan stadion dan itu harus kami pikirkan secara matang," ujar Boehly kepada Bloomberg.

"Saya rasa itulah titik di mana kami bisa sejalan atau memutuskan untuk mengambil jalan masing-masing," lanjutnya.

Boehly saat ini cuma menguasai 12,8 persen saham Chelsea, sementara Eghbali melalui perusahaan Clearlake Capital menguasai mayoritas 61,6 persen saham.

"Terkait Status quo saat ini tidak ada masalah. Kami belajar satu sama lain dan bisa mencari jalan keluar bersama. Dan asal Anda tahu saja, saya rasa kami punya banyak cara untuk menyelesaikannya."

(mrp/ran)

Hide Ads