Ruben Amorim bersikeras bukan sistemnya yang salah saat Manchester United masih kesulitan mendapatkan hasil-hasil. Ia bersikeras dengan idenya.
MU menelan kekalahan lagi saat bertandang ke Brentford, Sabtu (27/9/2025) malam WIB. Setan Merah langsung tertinggal dua gol dalam 20 menit pertama dan gagal memanfaatkan momentum, ditandai gagalnya penalti Bruno Fernandes, untuk kalah 1-3.
Itu adalah kekalahan ke-17 yang ditelan MU bersama Amorim di Premier League. Hingga kini baru sembilan kemenangan dipetik dari 33 pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
MU total baru mengumpulkan 34 poin dalam periode tersebut. Artinya rata-rata hanya mengumpulkan 1,03 poin per laganya.
Sorotan mengarah ke Amorim dan kegigihannya mengusung pola tiga bek. Padahal melihat bagaimana perjalanan musim ini saja, MU menunjukkan betapa lini tengah mereka kewalahan menghadapi tekanan lawan.
Melawan Brentford misalnya, MU kalah jumlah di tengah dan lawan mengirim bola-bola langsung ke belakang pertahanan. Sementara lini tengah MU keteteran, para beknya juga kewalahan mengantisipasi bola-bola direct itu.
Brentford sendiri sengaja mengubah sistem dari sebelumnya memainkan lima bek menjadi empat bek. Mereka menumpuk lima gelandang di tengah untuk meredam para gelandang MU.
Keengganan Amorim menyesuaikan diri, setidaknya dengan komposisi pemain yang dinilai lebih tepat memainkan pola empat bek, dianggap sebagai bumerang. Manajer asal Portugal itu bersikeras bukan sistemnya yang salah, namun bagaimana para pemain merespons kesulitan-kesulitan di lapangan.
"Ketika kami menang, itu bukan karena sistemnya. Tapi ketika kami kalah, itu karena sistemnya. Saya paham itu," ujarnya, dengan nada sarkastis.
"Hasil ini cenderung terjadi karena kami memainkan laga ini sesuai keinginan Brentford," cetusnya seperti dikutip Sky Sports.
(raw/rin)