Tragedi Superga terjadi pada 4 Mei 1949. Pukul 5.05 sore waktu setempat, pesawat Air Italia yang membawa rombongan Torino dari Lisbon, Portugal, jatuh di bukit Superga di dekat kota Turin.
Ada 31 orang di dalam pesawat; 18 di antaranya pemain dan dua adalah pelatih Torino, tewas mengenaskan. Korban-korban lain adalah ofisial serta wartawan yang menyertai lawatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Senin (5/5/2009) waktu lokal, para punggawa Torino beserta keluarga korban menggelar sebuah misa peringatan di Basilika Superga yang berlokasi di dekat jatuhnya pesawat enam dekade silam.
Di luar gereja, didirikan sebuah layar raksasa untuk memberi kesempatan mereka yang tidak bisa mengikuti misa untuk tetap terlibat dalam upacara ini. Demikian dikabarkan YahooSports.
Torino memang sedang jaya-jayanya sebelum tragedi terjadi. Saat itu, Il Toro sedang memimpin Liga Italia dan sukses merebut titel meski di empat pertandingan tersisa memainkan tim Primavera. Gelar ini melengkapi tiga titel Liga Italia sebelumnya yang direbut dari 1946-1948.
Namun cerita berubah setelah tragedi. Torino hancur dan tidak pernah jadi juara Italia lagi hingga musim 1975-96, yang juga menjadi titel Liga Italia terakhir klub sekota Juventus itu.
Tak cuma Torino, timnas Italia juga ikut terpuruk akibat tragedi ini. Pasalnya, 10 dari 11 pemain Gli Azzurri saat itu diisi pemain Torino--kecuali kiper.
(arp/krs)