Setelah dibeli dari Palermo pada 2010, Cavani memang menjelma sebagai salah satu striker top Eropa. 104 gol dari 138 penampilan di seluruh kompetisi adala bukti ketajaman pemain asal Uruguay itu.
Selain itu Napoli juga dibawanya kembali ke barisan papan atas Serie A dengan lolos ke Liga Champions dan menjuarai Coppa Italia. Namun kebersamaan itu harus berakhir di 2013 ketika Napoli memutuskan menjualnya ke Paris St-Germain dengan banderol 63 juta euro.
Satu setengah musim bermain di PSG rupanya sudah membuat Cavani rindu akan kota Naples dan sambutan suporter klub itu. Apalagi Cavani pergi dari San Paolo disebut dengan kondisi yang kurang enak.
Dia dikabarkan berselisih paham dengan De Laurentiis selaku presiden klub terkait kontrak dan akhirnya membuat Cavani memutuskan pergi.
"Politik sudah terlalu mencampuri sepakbola dan mengurangi nilai-nilai kemanusiaan dan olahraga. Saya tidak pergi dengan kondisi yang banyak diberitakan orang, tapi saya memilih diam untuk menghormati klub," ujar Cavani kepada Radio Sport 890 seperti dikutip Football Italia.
"Saya selalu merasa tidak pernah dihargai sebagai seorang pemain yang sudah memberi segalanya untuk klub. Napoli memang memberi banyak hal untuk saya, tapi saya pun demikian," sambungnya.
Ketika ditanya soal peluangnya kembali berseragam biru langit, Cavani mengaku ingin kembali ke klub itu namun hal itu tak akan dilakukannya selama De Laurentiis masih menjabat sebagai presiden klub.
"Apakah saya akan kembali? Saya sudah membicarakan itu dengan keluarga saya dan saya ingin sekali kembali suatu hari, tapi jika presiden yang sekarang sudah pergi."
"Saya selalu bilang bahwa itu satu-satunya syarat. Saya sangat terikat dengan kota itu dan jika ada kesempatan kembali ke sana, tanpa pikir dua kali saya akan melakukannya," demikian dia.
(mrp/din)