Inter saat ini sedang dalam tekanan menyusul haisl-hasil buruk di bawah Frank de Boer. Dari 12 pertandingan kompetitif, Nerazzurri cuma menang empat kali dan sudah menelan enam kekalahan.
Di Serie A, Inter saat ini terjerembap di posisi 14 klasemen sementara. Hal ini membuat masa depan De Boer pun dispekulasikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi Mancini, yang posisinya digantikan De Boer, menilai memang situasi di Inter sudah rumit. Mulai dari problem presiden --Erick Thohir-- yang merupakan orang asing dan dinilai kurang dekat dengan klub, sampai dengan proses transisi kepemilikan ke orang asing lainnya, yakni Suning.
Hal ini membuat atmosfer di Inter menjadi kurang kondusif, karena suporter menjadi relatif mudah panas karena banyak ketidakpuasan. Yang kemudian menjadi kunci adalah bagaimana sikap manajemen.
"Saya pernah bekerja di Inggris di mana presiden klub praktis tak hadir secara fisik dan itu tak masalah. Jelas bahwa orang-orang Inggris punya pola pikir berbeda dengan Italia," kata Mancini dikutip Football Italia.
"Di Italia, tim perlu merasakan kehadiran di klub, dekat dengan mereka sepanjang waktu. Terkadang sulit untuk nyetel dengan semua orang Italia, ketika ada orang China (Suning), Indonesia (Erick Thohir), orang-orang Italia dan Inggris (Michael Bolingbroke), sedikit lebih rumit situasinya."
"Dalam bisnis, hasil-hasilnya datang dalam jangka panjang sedang di sepakbola di jangka pendek. Setiap tiga hari Anda dikritik atau dipuji. Jadi akan membantu jika klub hadir untuk membantu dan mendukung para pelatih dan pemain, saya rasa itu penting," imbuh mantan manajer Manchester City ini. (raw/rin)