Milan masih kesulitan bersaing di papan atas musim ini, meski telah belanja lebih dari 200 juta euro di musim panas lalu. Kini ditangani Gennaro Gattuso, mereka sementara ada di posisi 11 klasemen sementara dan 12 poin dari zona Liga Champions.
Melihat situasinya sejauh ini, Diavolo Rosso belum berhasil meningkatkan performa setelah empat musim terakhir gagal masuk lima besar. Finis posisi enam di musim 2016/2017 lalu adalah yang terbaik di periode tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurunnya level Milan ini jelas mencoreng wajah sebagai salah satu tim tersukses di Italia. Milan adalah pemilik 18 Scudetto dan tim Italia tersukses di Eropa, dengan tujuh titel Liga Champions.
Sejarah itulah yang membuat Carlos Bacca tertarik untuk bergabung dengan Milan pada musim panas 2015 lalu. Pemain yang musim ini dipinjamkan ke Villarreal itu pada prosesnya menyadari bahwa Milan terlalu lama berkutat dengan sejarahnya, sementara masih kesulitan menemukan solusi untuk masalah mereka.
"Milan bukanlah langkah mundur dalam karier saya. Itu memang bukan Milan yang kita tahu dari sejarahnya dulu, tapi Anda tak hanya hidup dalam sejarah saja. Milan sudah tak jadi tim terbaik bertahun-tahun," kata Bacca kepada Marca Colombia.
"Saya pergi ke sana karena sejarah klubnya, tapi menemukan banyak kejutan. Mereka mencari solusinya, tapi saya tak melihatnya selama dua tahun terakhir."
"Mereka bilang itu karena pelatihnya dan menggantinya. Lalu ada persoalan dengan para pemain dan mereka merekrut pemain-pemain dari level lain, mereka bahkan mendatangkan direktur-direktur baru."
"Saya rasa di sepakbola ada era-eranya, karena Juventus dan Napoli sudah berkembang pesat dalam tahun-tahun belakangan ini. Tapi Milan sudah terlalu lama hidup dalam sejarah mereka," imbuhnya seperti dilansir Football Italia. (raw/ran)